jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Emrus Sihombing menilai Basuki Tjahaja Purnama bisa menjadi sosok seperti Nelson Mandela yang getol memperjuangkan pluralisme. Menurutnya, mantan gubernur DKI yang kondang disapa dengan panggilan Ahok itu cocok untuk menggeluti bidang sosial kemasyarakatan setelah bebas nanti.
"Saya kira bidang yang tepat bagi Ahok setelah bebas itu bergerak di social movement. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan makna pluralisme," ujar Emrus kepada JPNN, Kamis (15/3).
BACA JUGA: Ingat, Karier Politik Ahok Belum Tamat
Emrus menambahkan, Ahok cocok menjadi tokoh pluralisme karena pengalamannya sebagai korban gerakan eksklusif yang tidak hanya membuatnya kalah dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, tapi juga terpaksa harus mendekam di balik terali besi. Karena itu, Ahok bisa menjadi pejuang sosial kemasyarakatan.
"Artinya, social movement tentang pluralisme, kebangsaan, kebersamaan dan tidak membedakan seseorang berdasarkan suku, agama, ras dan antargolongan," ucapnya.
BACA JUGA: Kembali ke Panggung Politik, Ahok Punya Dua Pilihan
Pengajar di Universitas Pelita Harapa itu lantas mencontohkan pengalaman Nelson Mandela. Tokoh yang gemar mengenakan batik itu mendekam di penjara selama puluhan tahun sebelum menjadi presiden Afrika Selatan.
Setelah terbebas dari penjara karena menentang sistem apartheid yang membedakan kulit hitam dari kulit putih, Mandela tidak mendendam. Dia justru merangkul semua kalangan untuk membawa perubahan lebih baik bagi Afrika Selatan.
BACA JUGA: Ahok Sebaiknya Susul Sunny ke PSI
"Nah, dengan bebasnya Ahok diharapkan dapat menjadi Nelson Mandela Indonesia. Dia sebagai korban sebaiknya memaafkan. Tak boleh menghabiskan waktu mempersoalkan apa yang telah terjadi," kata Emrus.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepertinya Belum Kondusif bagi Ahok untuk Jadi Cawapres
Redaktur & Reporter : Ken Girsang