jpnn.com, JAKARTA - Pengacara Hotman Paris Hutapea mempertanyakan keputusan Menkum HAM Yassona Laoly terkait asimiliasi narapidana (napi) di tengah pandemi COVID-19.
Sebab, masyarakat mulai resah dan panik lantaran heboh di media sosial mengabarkan narapidana yang keluar karena asimilasi akan melakukan perampokan dan pembegalan.
BACA JUGA: Ada Warga Muara Enim Kelaparan, Hotman Paris Berkomentar Begini
Seharusnya, kata Hotman Paris, para narapidana tersebut cukup dikarantina di tahanan tanpa ada yang menjenguk.
Hal tersebut disampaikan pengacara nyentrik itu melalui unggahan video di akun Instagram miliknya, Rabu (22/4).
BACA JUGA: Bang Hotman Pengin Pensiun dari Pengacara
BACA JUGA: Disamakan seperti Binatang, Rina Nose Berkomentar Begini
“Bapak menteri yang terhormat, kenapa mereka harus dikeluarkan? Kenapa mereka tidak di-lock selama tiga bulan, tidak boleh dikunjungi,” kata Hotman.
Pria yang karib disapa Bang Hotman itu menyamakan apa yang tengah dijalaninya saat ini.
“Sudah satu setengah bulan saya di-lock di rumah, mungkin sampai tiga bulan tidak bisa meninggalkan rumah. Sama kan?” ujar Hotman Paris.
Bang Hotman juga menyayangkapan keputusan pemerintah tersebut. Sebab, negara mengalami kerugian saat kembali menghukum narapidana tersebut.
“Bayangkan berapa biaya negara yang habis waktu penyidikan, penuntutan, dan pengadilan,” ungkap Hotman.
Kemudian, berapa banyak korban mereka dan sekarang masyarakat resah,” sambung Hotman.
Ia bahkan menyindir Menteri Yasonna untuk lebih berpikir dan membuat keputusan.
“Pak menteri,” pungkas Hotman Paris sambil menunjuk dahinya.(mg7/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh