jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyatakan, Polri harus segera bergerak mengusut kelangkaan dan mahalnya alat pelindung diri (APD) tenaga medis, termasuk masker dan hand sanitizer di tengah pandemi virus corona (COVID-19).
Pemerhati kepolisian itu mengatakan, Satuan Tugas Pangan dan Kebutuhan Pokok di bawah kendali Badan Reserse Kriminal Polri harus segera turun tangan.
BACA JUGA: Alat Pelindung Diri Tenaga Medis Langka dan Mahal, Sebaiknya Polisi Bergerak
"Dalam situasi darurat seperti ini Satgas harus turun ke lapangan bekerja maksimal, untuk menelusuri dan mengusut kelangkahan APD, termasuk masker dan hand sanitizer," kata Neta kepada jpnn.com, Minggu (22/3).
Menurut Neta, memang di beberapa tempat Polri sudah turun tangan menangkapi para penimbun masker. Namun, kata mantan wartawan itu, aksi menangkap para penimbun masker tersebut tidak cukup dilakukan sporadis oleh jajajaran polsek, polres maupun Polda.
BACA JUGA: Pak Jokowi Serukan Social Distancing, Kosgoro 1957 Gelar Aksi di Bundaran HI
Lebih dari itu, kata dia, Satgas Pangan dan Kebutuhan pokok Bareskrim Polri harus turun tangan mengusut secara intensif jalur distribusi APD, termasuk masker dan hand sanitizer. "Jika jalur distribusinya diusut pasti diketahui di titik mana para spekulan bermain hingga harga bisa melambung tinggi," jelas Neta.
Penulis buku Jangan Bosan Kritik Polisi itu menambahkan, dalam kasus melonjaknya harga masker dan hand sanitizer di saat wabah COVID-19 merajalela, pasti ada peran spekulan yang berkongkalikong dengan agen distributor dan penimbun. Tujuan aksi lancung itu adalah meraih keuntungan dari lonjakan harga akibat kelangkaan barang.
"Dugaan permainan di tingkat produsen, distributor dan agen penjualan ini harus disapu bersih Satgas Polri," ujar Neta.
Oleh karena itu Neta mendorong Satgas Polri segera bertindak cepat dan agresif dalam mengungkap kongkalikong di tengah pandemi global itu. "Tindakan tegas dari Satgas Polri sangat dibutuhkan agar para spekulan dan penimbun jera menzalimi masyarakat," pungkas Neta.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy