jpnn.com, JAKARTA - Manuver Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa di Jakarta kemarin malam, Kamis (12/5), mungkin membuat banyak pihak bertanya-tanya kebingungan.
Pasalnya, ketiga bos partai itu sudah membahas pembentukan koalisi dua tahun sebelum digelarnya pemilu.
BACA JUGA: Menko Airlangga Pimpin Rapat Koordinasi Bahas Beberapa Proyek 2024
Namun, Founder Cyrus Network Hasan Nasbi menilainya sebagai strategi yang jitu.
Menurut dia, hal terpenting dan juga tersulit bagi seorang bakal capres seperti Airlangga adalah mendapatkan partai politik pengusung yang cukup untuk memenuhi syarat presidential treshold (PT).
BACA JUGA: Bertemu Airlangga & Suharso, Zulhas Bicara Koalisi untuk Indonesia
"Ujian terberat copras capres itu bukan soal elektabilitas, tapi kemampuan membungkus koalisi partai pengusung jauh-jauh hari. Elektabilitas tanpa partai pengusung itu ibarat kepala yang melayang-layang tanpa badan dan kaki," kata Hasan saat dihubungi, Jumat (13/5).
Untuk diketahui, undang-undang mengatur besaran PT adalah 20 persen dari jumlah kursi DPR alias 115 kursi. Sementara, kursi Golkar, PAN dan PPP di Senayan jika dijumlahkan totalnya adalah 144.
BACA JUGA: Berdiri di Tengah, Airlangga Bisa Akhiri Polarisasi
Hasan pun memuji keberanian Airlangga Hartarto mendobrak pakem usang yang tidak bermanfaat dan melakukan sesuatu yang baru.
Dia bahkan meyakini pertemuan semalam bakal jadi tonggak sejarah lahirnya budaya politik baru di Indonesia.
"Indonesia selama ini terbiasa membangun koalisi dengan sistem kebut semalam, atau koalisi injury time. Ga ada substansi sama sekali ketika injury time itu kecuali bicara angka atau sekadar terpaksa karena tidak punya pilihan lain," ujar dia.
Lebih lanjut Hasan menilai membentuk koalisi sejak dini hanya bisa dilakukan oleh bakal capres dengan kepemimpinan yang kuat.
"Apa yang dilakukan oleh Airlangga semalam menunjukkan dia seperti air tenang yang menghanyutkan. Lanskap politik Indonesia akan berubah secara drastis," pungkasnya. (dil/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif