Bangun Pabrik Gula di Bombana, Terbesar di Indonesia

Rabu, 25 Juli 2018 – 14:21 WIB
Mentan Amran Sulaiman di Bombana. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BOMBANA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman terus berupaya agar swasembada gula tercapai sehingga terlepas dari ketergantungan impor.

Kali ini di tahun 2018 Menteri Amran membangun pabrik gula di Bombana, Sulawesi Tenggara dengan kapasitas 12.000 tcd atau terbesar di Indonesia yang nilai investasinya mencapai Rp 5 triliun.

BACA JUGA: Produksi Padi Bombana Meningkat 50 Persen di Era Amran

“Pemerintahan Jokowi-JK menargetkan pembangunan pabrik gula sebanyak 10 unit agar volume impor menurun. Impor gula kita sekitar 3,6 sampai 4 juta ton nilainya mencapai Rp 10 triliun. Ini yang harus diselesaikan dengan dibangunya pabrik gula, volume impor turun. Kita membuat grand design untuk pembangunan pabrik gula ke depan yang sistematis seperti jagung, daging ayam dan telur ayam yang sudah ekspor,” kata Amran pada kunjungan kerjanya di Bombana, Rabu (25/7).

Amran menjelaskan pola yang digunakan dalam mewujudkan swasembada gula yakni seperti pengembangan komoditas jagung.

BACA JUGA: Mentan Amran Dorong Ekspor dan Nilai Tambah Produksi Kelapa

Keberhasilan Indonesia tidak impor jagung bahkan telah ekspor ke berbagai negara akan dijadikan row model pengembangan tebu.

“Jadi peta jalanya sudah jelas. Caranya adalah agar gula ingin swasembada ke depan dengan tingkatkan luas lahan, produktivitas, rendemen, kemudian bagaimana pabriknya. Nah ini yang harus diperhatikan,” ujarnya.

BACA JUGA: Jelang Iduladha Harga Cabai Terkendali, Pasokan Aman

Sejak awal Kementerian Pertanian merancang pembangunan pabrik gula di seluruh Indonesia, terdapat 28 investor yang berminat.

Pabrik gula sudah dibangun di 6 lokasi yakni di Sumatera Selatan, Lampung, Dompu, dan Jawa Timur dan yang di Bombana merupakan lokasi yang ke 6. Bahkan sudah ada lagi cikal bakal untuk dibangun pabrik gula di daerah lainnya.

“Kami siapkan lahan melalui kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kemudian investor kita permudah, jadi 28 investor kita kawal. Alhamdulillah di Bombana ini sudah 40 tahun lebih diinginkan bangun pabrik gula dan baru hari ini ada tanda-tanda dan mulai April 2018 ini, pengiriman peralatan sudah jalan dan April tahun depan sudah mulai berjalan penggilingan,” beber Amran.

Amran juga menekanan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, agar memberikan ruang yang sebesar-besarnya untuk petani menjadi plasma.

Kemudian, dalam pembangunan pabrik gula ini kata kuncinya adalah tingkatkan produktivitas. Rata-rata produktivitas tebu nasional 60 sampai 70 ton per ha dengan rendemenya 8 persen.

“Tapi mulai sekarang akan ditingkatkan produkvitasnya menjadi 100 ton per ha dengan rendemen 10 persen. Untuk mewujudkan ini, kami melibatkan ahli dari India, IPB, Unhas dan ahli dari Kementan, semua berkumpul membuat rancangan percobaan penelitian,” ujarnya.

“Bahkan yang teknologi dari Australia mampu menghasilkan tebu 140 ton per ha. Kita gunakan pabrik dan teknologi budidaya tebu yang modern, semua modern,” sambung Amran.

Amran menyebutkan luas lahan tebu seluruh Indonesia mencapai 400 sampai 500 ribu ha. Jika tiba-tiba produktivitasnya naik menjadi 100 ton per ha, artinya produksi gula naik tajam.

“Ini baru naikan produktivitasnya. Yang kedua, kita naikan rendemen minimal 10 persen, produksi gula pun akan meningkat,” sebutnya.

Dalam kunjungan kerja di Bombana ini, Mentan Amran pun melakukan panen padi dan menggenjot pengembangan budidaya kepala.

Bantuan Kementan di Bombana di tahun 2018 berupa pengembangan kedelai 50 ha, padi ladang 250 ha, jagung hibrida 525 ha, rehabilitasi jaringan irigasi 1.000 ha, pembangunan embung 3 unit, hand traktor 20 unit dan inseminasi buatan 600 ekor.

“Bantuan kami tambah, hand traktor tambah lagi 20 unit. Bantuan juga untuk jagung 15 ribu ha berupa benih dan pupuk, bantuan kapur 30 ha satu sampai dua minggu terkirim, bibit kepala unggul 40 ribu pohon dan antuan juga berupa tenaga pendamping ternak,” ucap Amran.

Bupati Bombana, Tafdil mengatakan Mentan Andi Amran Sulaiman adalah menteri yang paling dekat dengan petani.

Pasalnya terasa sekali sentuhanya dengan petani dengan meluangkan banyak waktu di lapangan dan memberi banyak bantuan.

“Buktinya, program UPSUS luar biasa hasilnya. Sebelum adanya program ini, produksi padi di tahun 2014 hanya 53 ribu ttin, tapi setelah upsus produksi 2017 mencapai 84 ribu ton dan 2018 ditargetkan 87 ribu ton. Sementara ebutuhan beras hanya 35 ribu ton,” bebernya.

Hadir pada kunjungan ini, Asisten Teritorial TNI AD, Mayjen TNI Supartodi, Anggota Komisi IV DPR RI, Umar Arsyal, Bupati Bombana, Tabil, Kepala Balai Besar Mekanisasi Pertanian sekaligus Penanggung Jawab Program Upaya Khusus (UPSUS) Sulawesi Tenggara, Andi Nur Alam Syah dan Kepala Dinas Pertanian Bombana, Andini Nur Alam. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Minta Badan Karantina Pertanian Permudah Izin Ekspor


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler