jpnn.com, PROBOLINGGO - Puluhan siswa SDN di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terpaksa harus menggelar kegiatan belajar mengajar di tenda-tenda darurat akibat bangunan sekolah yang ambruk.
Hal itu terjadi di Sekolah Negeri Gunggungan Lor, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.
BACA JUGA: Gojek Bagikan Seragam Sekolah untuk Korban Banjir
Tenda-tenda ini didirikan badan penanggulangan bencana daerah setempat tepat di halaman sekolah. Meski panas saat berada di dalam tenda, tetapi mereka tetap semangat menimba ilmu.
Mereka terpaksa belajar ditenda karena dua ruang kelas 5 dan kelas 6 ambrol atapnya, setelah diguyur hujan angin pekan lalu.
BACA JUGA: Sudah Saatnya Guru PNS di Sekolah Swasta Dikembalikan ke Negeri
Sedangkan kelas lain kondisi retak sehingga mengkhawatirkan untuk tetap dilanjutkan kegiatan belajar mengajar.
Tenda yang dirikan hanya tiga unit, sehingga proses belajar mengajar harus digabung. Antara kelas 1 dengan kelas 2, kelas 3 dengan kelas dan kelas 5 dengan kelas 6.
Beberapa siswa lain melakukan kegiatan belajar mengajar di teras ruang guru, khususnya kelas 6. Ironisnya, saat hujan turun terpaksa kegiatan belajar mengajar dihentikan.
Menurut Laudia Ananda Putri, siswi kelas 6 SDN Gunggungan Lor, jika hujan turun, terpaksa semua buku dimasukkan ke dalam tas dan kegiatan belajar mengajar dihentikan.
Sementara Itu, Menurut Adri, Kepala SDN Gunggungan Lor, gedung ini dibangun pada 1982 dan baru direhab pada 2013 lalu.
"Kondisi bangun lain sangat mengkhawatirkan takut sewaktu-waktu ambruk, kelas lain kondisinya retak-retak dan gentengnya bergelombang," kata Adri.
Siswa dan pihak sekolah berharap, pemerintah segera membangun gedung sekolah baru, agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan lancar. (yos/pojokpitu/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia