Banjir Darah di Festival Bawang Putih, Pelaku Sangat Marah

Selasa, 30 Juli 2019 – 15:13 WIB
Ilustrasi POlice line. Foto: AFP

jpnn.com, CALIFORNIA - Pengunjung Festival Bawang Putih di Kota Gilroy, California, sudah berangsur keluar. Hampir semua atraksi sudah usai. Penjual-penjual masih menunggu sisa makanan mereka terjual. Di panggung, band Tin Man sedang memungkasi festival dengan lagu terakhir mereka.

Festival kebanggaan kota kecil itu sudah berlangsung tiga hari. Sama dengan tahun sebelumnya, mereka menyajikan berbagai hiburan, terutama kuliner, dengan tema bawang. Sayang, tragedi terjadi sebelum semua pengunjung pulang.

BACA JUGA: Donald Trump Girang Bukan Main, Kemenangan untuk Tembok!

Dari salah satu sudut, seorang pria membawa senjata semiotomatis. Tembakan menghambur ke seluruh penjuru area. Pengunjung yang melihat pemandangan itu langsung lari tunggang langgang. "Dia tidak membidik siapa pun. Tapi, memberondong ke semua arah," ujar seorang pengunjung Julissa Contreras kepada NBC.

Menurut kepolisian kota, aksi teror tersebut tak berlangsung lama. Sejak awal, sudah banyak petugas yang berjaga di dalam dan sekitar area festival seluas 20 hektare tersebut. Konfrontasi antara pelaku penembakan masal dan polisi berlangsung kurang dari satu menit. Hasilnya, pelaku yang identitasnya belum keluar itu tewas di tempat.

BACA JUGA: Pemerintah AS Kembali Menerapkan Hukuman Mati

BACA JUGA: Brutal, Saudi Kembali Bikin Yaman Banjir Darah

Kepala Kepolisian Gilroy Scot Smithee menegaskan bahwa pengamanan di lokasi sudah sesuai standar. Di akses masuk, aparat berdiri siaga dengan alat pendeteksi logam. "Masalahnya, dia masuk ke festival dengan memotong pagar pembatas yang berada dekat sungai," ungkap dia kepada CNN.

BACA JUGA: Amerika Kecam Aksi Provokatif Tiongkok di LCS

Polisi pun masih siaga. Sebab, beberapa saksi melaporkan, ada tersangka kedua dalam aksi penembakan masal itu. Hanya, polisi belum tahu apa peran dari buron tersebut. Karena itu, mereka masih menyisir area festival.

"Polisi masih ada di lokasi. Hati-hati dan jaga keamanan," ujar Presiden AS Donald Trump dalam akun Twitter pribadinya.

Sebanyak 58 ribu penduduk Kota Gilroy tercengang. Bagi mereka, Festival Bawang Putih merupakan salah satu event penting mereka. Dengan jargon Gilroy sebagai ibu kota bawang putih sedunia, pesta rakyat itu bisa menarik pengunjung hingga dua kali lipat populasi mereka, lebih dari 100 ribu jiwa.

Karena itu, relawan yang membantu perhelatan musim panas tersebut pun mencapai 4 ribu. "Ini adalah reuni keluarga bagi para penduduk lokal dan saudara yang merantau. Kami sedih hari ini justru menjadi tragedi," ujar Direktur Festival Bawang Putih Gilroy Brian Bowe seperti dilansir Agence France-Presse.

Tragedi itu merenggut 3 nyawa selain pelaku dan melukai 15 lainnya. Salah satu yang tak selamat adalah bocah 6 tahun bernama Stephen Romero. Dia sedang diajak ibu dan neneknya menikmati festival. "Masa depan putra saya seharusnya masih panjang," ujar sang ayah Alberto Romero menurut Associated Press.

Hingga berita ini dibuat pukul 21.00 WIB, polisi belum mengumumkan identitas pelaku penembakan. Motif aksi tersebut juga masih misteri. Satu-satunya petunjuk keluar dari mulut Van Breen, anggota Tin Man, yang mendengar kata-kata terakhir pelaku.

"Saat bersembunyi di bawah panggung, saya dengar teriakan, 'Kenapa kamu lakukan ini?' Dia sepertinya menjawab, 'Karena saya sangat marah'," paparnya.

Peristiwa itu pun sampai ke panggung politik. Kandidat presiden dari Demokrat Beto O'Rourke meminta AS bisa mengubah kebijakan pengawasan senjata. Menurut situs Gun Violence Archive, penembakan masal itu adalah insiden ke-246 pada 2019. (bil/c10/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengin Makan Pizza, DeErica Malah Berakhir di Penjara


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler