"Kalau dari laut, segitu-gitunya aja, nggak pernah naik. Walau pasang sekali pun, sejak jalanan ditinggikan, nggak pernah lagi tergenang air," kata pak Bangun, salah seorang sesepuh Muara Angke yang telah bermukim di kawasan ini lebih dari 30 tahun, kepada JPNN.
Dari pantauan di lapangan, banjir mulai merendam begitu memasuki jembatan, persis di samping pos polisi Muara Angke. Ketinggian air diperkirakan mencapai 25 centimeter dan semakin tinggi memasuki kawasan rumah susun yang persis terletak di belakang pasar tradisional Muara Angke. Ketinggian air diperkirakan mencapai 35 centimeter. Akibatnya, banyak warga yang kerja ekstra berusaha meredam genangan air merembes ke dalam rumah.
Atas kondisi ini warga benar-benar mengaku sangat terganggu. Namun begitu, aktivitas terlihat berjalan seperti biasa. Hanya saja nyaris tidak ada yang berani menggunakan kendaraan bermotor. Para pedagang di pasar malam yang biasa menggelar dagangan di terminal Muara Angke, juga tetap memaksakan diri berjualan.
Memasuki kawasan pelelangan ikan, genangan air terlihat lebih tinggi lagi. Bahkan mencapai dengkul orang dewasa.
"Setiap hujan ya selalu banjir. Ini karena gotnya (saluran pembuangan,red) yang nggak jalan. Bahkan kemarin pas Jumat (21/12), malah jauh lebih tinggi lagi. Di perumahan proyek lama malah mencapai sepinggang orang dewasa," katanya.
Pak Bangun yang tinggal di salah satu Rusun, melihat banyak warga yang benar-benar cemas, apalagi mengingat adanya isu-isu kiamat yang santer dibicarakan masyarakat dunia.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Gelar Open House, Jokowi Ucapkan Selamat Natal
Redaktur : Tim Redaksi