jpnn.com - BENGKAYANG - Ratusan rumah warga di perbatasan Republik Indonesia-Malaysia, di Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, masih terendam banjir.
Kapolsek Jagoi Babang AKP Asep Maulana menyatakan 453 kepala keluarga (KK) atau lebih dari 1.507 jiwa warga di perbatasan RI-Malaysia di Jagoi Babang terdampak banjir. "Dua desa di wilayah Jagoi Babang yang terdampak, dan terdapat 38 balita dan 78 lansia," ujarnya, Rabu (29/1).
BACA JUGA: 6 Kecamatan di Kabupaten Bekasi Dilanda Banjir, BPBD: Tidak Ada Korban Jiwa
Dari pantauan Polsek Jagoi Babang, ketinggian air mencapai tiga meter, khususnya banjir yang terjadi di Dusun Peleng dan Sentimok. Namun, warga terdampak tidak mau mengungsi dan memilih tetap bertahan dalam rumah mereka.
“Kami bersama forkopimcam selalu mengimbau kepada warga untuk mengungsi, tetapi rata-rata tidak mau. Mereka bertahan untuk mengamankan barang-barangnya," ujar Asep.
BACA JUGA: Pimpin Apel Siaga Partisipatif di Perbatasan RI-Malaysia, Lolly Suhenty: Awasi Pilkada 2024
Akibat banjir yang masih terus naik tersebut, aktivitas masyarakat setempat lumpuh. Sementara, untuk bantuan sudah datang dari berbagai pihak, termasuk pemeriksaan kesehatan gratis pada masyarakat dari Puskesmas Jagoi Babang.
Desa yang terdampak banjir, seperti desa Sinar Baru dan Desa Kumba.
BACA JUGA: Banjir Melanda Sebagian Wilayah Jakarta, Lebih 2 Ribu Warga Mengungsi
Wilayah tersebut, katanya, memang menjadi langganan banjir ketika hujan dengan intensitas tinggi.
Pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan dan instansi terkait lainnya untuk memantau situasi masyarakat.
"Dari hasil monitor di lapangan untuk saat ini masyarakat masih bertahan di rumah masing-masing dikarenakan sebagian rumah warga adalah rumah panggung, yang mana rata-rata rumah yang terdampak banjir berada di pinggiran sungai," ujarnya.
Dia menyatakan tidak menutupi kemungkinan jika curah hujan tidak berhenti dan makin lebat, tinggi air kian naik disertai susulan air dari Sungai Piat yang berhulu ke Malaysia, dan Sungai Kumba yang berhulu di Kecamatan Siding dan Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalbar.
"Sejauh ini belum ada korban jiwa. Kami berharap situasi banjir akan surut dan tidak hujan lagi sehingga aktivitas masyarakat dapat kembali normal," ujarnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkayang mencatat, 3.468 rumah warga yang terdampak banjir atau sekitar 12.023 jiwa korban banjir tahun ini. Banjir mulai terjadi di Kabupaten Bengkayang pada 21 Januari 2025 hingga hari ini, Rabu 29 Januari.
Sebelas kecamatan di Bengkayang terdampak banjir tersebut, meliputi Lumar (longsor dan banjir), Ledo, Seluas, Sanggau Ledo, Jagoi Babang, Teriak, Sungai Betung, Monterado, Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, dan Bengkayang.
"Banjir kembali naik di kecamatan Ledo hari ini," kata Kepala BPBD kabupaten Bengkayang Dwi Berta.
Dia mengimbau kepada seluruh warga kabupaten Bengkayang untuk mengenal potensi bencana di wilayah masing-masing dan segera mengungsi ke tempat yang aman jika banjir terjadi.
Dia juga meminta agar masyarakat selalu waspada dan segera melakukan evakuasi jika kondisi sudah tidak memungkinkan.
"Jangan sampai tim tidak bisa lagi melakukan evakuasi karena berbahaya," kata dia.
Dia minta warga agar tetap waspada dan berhati-hati.
Dia juga mengimbau masyarakat agar mengevakuasi diri dengan membawa barang-barang berharga.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Pontianak Kalbar melalui akun media sosial menginformasikan bahwa peringatan dini curah hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi hingga 30 Januari 2025. Sementara untuk perairan Bengkayang - Singkawang tinggi gelombang mencapai 2,5 meter berpotensi terjadi. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi