Banjir, Puluhan Hektar Tanaman Padi Rusak

Senin, 16 Mei 2016 – 03:58 WIB
Puluhan hektar padi di persawahan Kelurahan Rawa Makmur Kota Bengkulu, Sabtu (14/5). Foto: Bengkulu Ekspres/JPG

jpnn.com - BENGKULU - Sejumlah petani di Kelurahan Rawa Makmur, Kota Bengkulu mengaku sedih. Pasalnya, tanaman padi yang tinggal menunggu hitungan hari untuk dipanen rusak akibat banjir yang sudah melanda daerah itu sejak Jumat lalu.

“Puluhan hektar tanaman padi di persawahan Kelurahan Rawa Makmur Kota Bengkulu tenggelam. Panen tahun ini terancam menurun,” ujar petani persawahan di Kelurahan Rawa Makmur, Kirana, Sabtu (14/5).

BACA JUGA: Dokter Muda nan Ayu Dinobatkan sebagai Duta Wisata Halal Lombok

“Kalau dihitung keseluruhan, tanaman padi dipersawahan ini mencapai 50 Ha. Sudah jelas, hasil panen kami nantinya akan menurun akibat terendam banjir ini,” tambahnya. 

Kirana mengatakan, sebagian besar padi di persawahan yang saat ini sudah tua atau matang. Namun sebagian lagi padinya masih ada yang muda atau baru menanam. 

BACA JUGA: Oalah, Direktur RSUD Ini Jadi Tersangka Lagi

Para petani yang padinya masih muda dipastikan akan gagal panen dan mendapat kerugian lebih besar. “Bahkan, sebagian padi ada yang sudah dipanen dan diletakan dipersawahan hanyut terbawa banjir,” tuturnya.

Hujan yang terus melanda Kota Bengkulu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para petani, karena mengingat padi yang belum dipanen akan semakin rusak jika banjir tidak surut. Padi-padi tersebut akan mengalami pembusukan, jika terlalu lama terendam banjir. “Jika banjir tidak surut, bisa mengancam hasil panen kami dan bisa rugi besar kami,” ujarnya.

BACA JUGA: Begini Cara Memberdayakan Masyarakat Pesisir

Hasil panen padi tersebut sebagian akan dijadikan sebagai bibit kembali, namun jika kasusnya seperti ini maka padi tersebut tidak bisa dijadikan bibit. Para petani tidak bisa berbuat lebih, kecuali memanen secara paksa padi-padi mereka sebelum membusuk. “Saya harap pemerintah dapat membuat siring disekitar sawah ini, lalu kalau bisa bantu kami untuk bibit padi,” harapnya.

Banjir di perwasahan ini memang kerap terjadi, namun banjir sebelumnya tidak sampai setinggi kali ini. Serta tidak sampai merusak tanaman padi para petani. Drainase disekitar persawahan sudah tersedia, namun drainase terlalu kecil dan tidak mampu menampung air dengan kuota besar. 

“Padi yang sudah dipanen harus dijemur beberapa hari hingga kering, supaya bisa dipakai atau bisa dimakan. Namun akhir-akhir ini tidak ada panas, sehingga dapat membuat padi kami ini busuk nantinya,” jelasnya.

Para petani sudah pasti akan segera dan secepatnya memanen tanaman padinya, karena ditakutkan akan membusuk. Namun para petani mempunyai kendala dengan air banjir yang masih tergenang, binatang-binatang berbahaya dan sulitnya memanen salah satunya. “Padi ini mau dipanen seluruhnya, namun air masih tinggi. Sehingga sulit dan takut ada binatang berbahaya seperti ular,” pungkasnya.(805/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Pilu TKI di Malaysia, Ada Bekas Cambuk di Pinggang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler