Karena itu, bank yang berpusat di Surabaya tersebut berencana untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas saham sebanyak 770 juta saham baru, atau setara 19,9 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.
Direktur Utama Bank Maspion Herman Halim mengatakan, rencana IPO perbankan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Alim Investindo (84,61 persen), itu sempat mundur dari yang ditargetkan sebelumnya pada Januari 2013 lalu. Menurutnya, pengunduran aksi korporasi tersebut lantaran perseroan ingin lebih meningkatkan jumlah saham yang bakal beredar di publik.
"Sebelumnya hanya 10,98 persen atau 380 juta saham saja. Setelah keluar aturan BI tentang multiple license, kami menghitung kembali dan memilih untuk melepas 19,9 persen kepemilikan saham," terangnya kepada Jawa Pos, Jumat (24/5).
Herman melanjutkan, IPO yang ditargetkan bisa meraih dana segar sebesar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar itu murni diperuntukkan penguatan struktur pendanaan jangka panjang, untuk mendukung ekspansi kredit dalam pengembangan usaha. Sebelumnya pihaknya berkomitmen akan mempertahankan pertumbuhan kredit perseroan pada kisaran 25 persen hingga 30 persen per tahunnya. "Kami telah mengubah strategi perseroan untuk masuk ke Buku II. Sebelum 2016, kami targetkan modal inti juga bisa mencapai Rp 1 triliun," terangnya.
Dalam aksi korporasi yang menunjuk PT Makinta Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek itu, perseroan juga mengubah pemakaian buku laporan keuangan menjadi per September 2012, dari sebelumnya per Juni 2012.
Sementara itu, sepanjang 2012 lalu, perseroan mencatatkan aset sebesar Rp 3,40 triliun, atau meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,79 triliun. Liabilitas perseroan juga naik menjadi Rp 3,03 triliun pada 31 Desember 2012, dari periode 31 Desember 2011 sebesar Rp2,42 triliun. Sedangkan pendapatan bunga bersih tercatat menanjak di angka Rp 127,73 miliar pada 2012, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 105,94 miliar.
Di samping itu, laba komprehensif tahun berjalan perseroan turun menjadi Rp 23,65 miliar dari Rp 38,68 miliar. Namun demikian, NPL gross perseroan turun menjadi 0,24 persen dari 0,57 persen. NPL net perseroan tercatat membaik di angka 0,17 persen dari sebelumnya 0,45 persen. Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) perseroan naik menjadi 89,71 persen pada 2012, dari periode 2011 sebesar 79,91 persen. (gal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinilai Keras, Dahlan Tunjuk Djakfaruddin Jadi Dirut Percetakan Nasional
Redaktur : Tim Redaksi