Bank Asing Dukung Sektor Maritim

Kamis, 11 September 2014 – 08:14 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Tak ada alasan bagi Pemerintah baru mendatang menunda-nunda proyek besar pengembangan sektor maritim Indonesia.

Sebab, upaya tersebut telah mendapatkan respon positif dari bank-bank asing di tanah air untuk berkomitmen membiayai infrastruktur kemaritiman.

BACA JUGA: Kenaikan Tarif Angkutan Akhir Tahun

Ketua Asosiasi Bank Asing di Indonesia (The Foreign Banks Association of Indonesia/FBAI) Joseph Abraham mengatakan, pembangunan infrastruktur maritim akan sangat susah terwujud apabila hanya mengandalkan budget dari pemerintah saja yang jumlahnya terbatas.

"Kami rasa bank asing punya peran kunci untuk menyediakan pembiayaan pembangunan infrastruktur," terangnya usai menemui Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo, di Hotel Kempinski, kemarin (10/9).

BACA JUGA: BI Rate Diprediksi Tetap 7,5 Persen

Menurut Abraham, ada beberapa skema pembiayaan yang dapat diberikan untuk mendukung pembangunan infrastruktur tersebut. Antara lain membentuk kredit sindikasi beberapa bank, contohnya untuk membiayai proyek-proyek pembangunan pelabuhan agar dapat meningkatkan kapasitasnya.

"Karena government budget terbatas, Pelindo II harus mencari pendanaan mereka sendiri. Sehingga bank internasional memberi peran bersama dalam kredit sindikasi," tutur pria yang juga menjadi Presiden Direktur PT ANZ Indonesia tersebut.

BACA JUGA: Menhub: Pameran Transportasi Buka Peluang Investor

Di samping kredit sindikasi, Abraham mengatakan, sebanyak 26 bank asing di Indonesia juga akan menanam investasi apabila proyek-proyek infrastruktur dibiayai dari penerbitan obligasi atau surat utang.

"Peranan kunci bank asing di sini untuk mengakses pembiayaan asing yang jangka panjang, dan juga membawa investasi asing masuk ke obligasi maupun saham. Jadi kami (bank asing) ini hampir seperti marketing-nya Indonesia (di pasar Internasional," ujarnya.

Sementara itu, dalam dekade terakhir, potensi ekonomi kelautan Indonesia dan kegiatan laut terkait, seperti perikanan, transportasi laut, industri maritim, dan wisata bahari telah meningkat secara signifikan.

Nilai potensi ekonomi kelautan ditaksir mencapai Rp 3 ribu triliun per tahun, di mana nilai aktivitas ekonomi pada 2013 hanya berkisar Rp 291,8 triliun.

Sharif C. Sutardjo mengatakan, potensi ekonomi kelautan Indonesia sebagai negara maritim belum termanfaatkan secara optimal, bahkan nyaris tak tersentuh investor dan perbankan.

Padahal, menurut Sharif, peluang ekonomi kelautan yang sangat potensial berasal dari mineral dasar laut yang saat ini tengah memasuki tahap eksplorasi awal. Tercatat, tujuh puluh persen dari 60 lokasi potensial deposit minyak dan gas dunia berada di laut.

Belum lagi potensi laut yang bisa dikembangkan di masa depan adalah energi baru dan terbarukan seperti energi angin lepas pantai, pasang surut dan gelombang, serta bioteknologi kelautan.

"Oleh karena itu, kami terus berupaya mendorong penguatan ekonomi kelautan melalui peran serta para pelaku sektor perbankan serta investor untuk menanamkan modalnya," kata Sharif.

Di samping itu, ia menambahkan, sektor transportasi laut memberikan peluang investasi yang sangat besar pada infrastruktur pengiriman dan pembuatan kapal, pelabuhan, docking, serta kegiatan lainnya, seperti logistik dan perdagangan.

Sejak tahun 2006, Indonesia telah menjadi salah satu produsen kapal dari 22 negara di dunia. Kapal yang telah terbangun mencapai 126 kapal atau sekitar 586,00 gross ton. (gal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditopang Dana, Indonesia Bisa Unggul di Sektor Pariwisata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler