"Kalau gagal karena krisis, tentu banyak kena. Tapi, kenapa cuma satu, (bank) yang kecil lagi. Jadi bukan karena krisis," ungkap JK, saat memberikan sambutan pada "Seminar Hasil Penelitian dan Peluncuran Buku Skandal Bank Century" Kamis (6/12).
Dia mengatakan sudah jelas Bank Century itu dirampok pemiliknya. Karena kejahatan perbankan, kata dia, tidak boleh dijamin oleh pemerintah. "Itu kriminal, tidak ada krisinya. Hanya ingin selamatkan satu bank kecil, kemudian diperbesar itu penyakit," imbuhnya.
Menurutnya, hanya Rp 1 triliun yang dibawa kabur, tapi direkayasa sedemikian rupa. Atas nama krisis kemudian diperbesar hingga Rp 6 triliun. Itu semua, kata JK merupakan rekayasa.
"Korbannya Rp600 miliar tapi kenapa tiba-tiba yang keluar Rp 6 triliun dengan alasan krisis," ungkap JK. Seharusnya, lanjut dia, siapa berbuat dialah yang harus bertanggungjawab.
"Jangan karena dirampok, yang tanggungjawab rakyat. Moneter salah, yang bayarnya fiskal. Enaknya Bank Indonedia, dia salah, negara yang bayar," katanya. JK juga menyatakan, polemik Bank Century juga ada yang berlindung dengan Perpu. Namun, karena janggal, akhirnya ditolak. "Perpu itu janggal, karena dua orang, Gubernur BI dan Menkeu, dapat mengeluarkan uang tanpa batas, tanpa tanggungjawab," kata JK.
Dia mengaku sejak awal sudah merasa ada yang tidak beres dengan masalah ini. Dia bercerita, ketika itu dirinya sebagai pejabat presiden, karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tengah berada di luar negeri.
Ketika sore mendapat laporan, kondisi perekonomian tidak masalah. Namun, dua jam kemudian dikatakan adalah masalah. "Dua jam kemudian dikatakan dunia mau kiamat, harus keluar uang Rp 1 triliun. Kenapa tidak kasi tahu saya? Ini yang saya sebut operasi senyap. Jangan sampai negara ini membayar perbuatan satu orang. Biar dia hancur-hancuran, tapi negara jangan," katanya.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, dari awal kebijakan membailout Bank Century sudah keliru. Alasan menyelamatkan negara karena krisis, tidak benar karena krisisnya tidak ada. "Sudah jelas yang diminta Rp600 miliar, tapi dikasi berkali-kali lipat," ujarnya.
Ia menambahkan, untunglah dirinya tidak setuju Blanked Guaranted. "Kalau tidak, ratusan triliun hilang," imbuhnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK: Kejahatan Perbankan Runtuhkan Negara
Redaktur : Tim Redaksi