jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono menyatakan survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan berlanjutnya perbaikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi.
“Indeks Keyakinan Konsumen Maret 2021 sebesar 93,4, meningkat dibandingkan dengan 85,8 dan 84,9 pada bulan Februari dan Januari 2021,”ujar melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (9/4),
BACA JUGA: DPD RI Dorong Pembaruan UU Perlindungan Konsumen Terkait Produk Halal
Erwin menjelaskan, perbaikan keyakinan konsumen ke area optimis karena perkembangan program vaksinasi nasional yang berjalan lancar.
Perbaikan keyakinan konsumen, lanjut dia, tercatat pada seluruh kategori tingkat pengeluaran responden serta pada seluruh kelompok pendidikan.
BACA JUGA: BI Catat Uang Beredar Feburari Tumbuh Cukup Tinggi, Capai Rp 6.810,5 Triliun
"Secara spasial, keyakinan konsumen membaik di 12 kota yang disurvei, tertinggi di kota Surabaya, diikuti oleh Manado dan Pontianak,” jelas Erwin.
Erwin menyebutkan, perbaikan keyakinan konsumen pada Maret, juga didorong oleh membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan.
Hal itu, tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Maret yang tercatat sebesar 114,1 meningkat dibandingkan 106,5 pada bulan sebelumnya.
“Ditopang oleh membaiknya ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja, ekspansi kegiatan usaha, dan penghasilan pada 6 bulan yang akan datang,” ungkap dia.
Selain itu, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik didorong perbaikan persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan pembelian barang tahan lama.
Erwin menambahkan, penguatan persepsi konsumen terhadap ekonomi saat ini yang terpantau menguat, tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang meningkat sebesar 72,6 dari bulan sebelumnya yang sebesar 65,1.
Dia menuturkan, survei Konsumen merupakan survei bulanan BI untuk mengetahui keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini.
"IKK hasil survei merupakan salah satu indikator perkembangan konsumsi rumah tangga dalam PDB. Indeks di atas 100 berarti pada area optimis dan di bawah 100 berarti berada pada area pesimis," tutur Erwin. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia