Bank Kecil Makin Sulit Kumpulkan Dana

Bunga Simpanan Bakal Melonjak

Senin, 04 November 2013 – 04:27 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Tekanan perekonomian telah menyuramkan outlook kinerja bank-bank kecil di tanah air. Bank Indonesia (BI) menyebutkan pada kuartal empat tahun ini, bank-bank kecil diproyeksi kian susah menghimpun dana pihak ketiga (DPK). Hal ini didasarkan pada hasil pertumbuhan saldo bersih tertimbang (SBT) yang tercatat minus 34,3 persen, atau jauh lebih rendah dari kuartal ketiga 2013 yang sebesar 9,5 persen.

"Turunnya pertumbuhan deposito mempengaruhi optimisme DPK di bank-bank kecil. Pertumbuhan SBT di jenis simpanan ini pada kuartal empat minus 34,3 persen, dari kuartal tiga yang sebesar 9,5 persen," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A. Johansyah.

BACA JUGA: Air Asia Indonesia Terpilih Sebagai Maskapai Terbaik

Merujuk data survei perbankan BI, jenis simpanan pada bank kecil yang diperkirakan masih mengalami pertumbuhan adalah tabungan dan giro. Meskipun khusus untuk giro, bertumbuh tak setinggi 2012 lalu.

Industri perbankan Indonesia memang memiliki ciri khas likuiditas yang sangat tersegmentasi. Artinya, bank-bank besar bisa dengan mudah mendulang dana masyarakat. Sementara bank-bank kecil harus berjuang ekstrakeras untuk menjala simpanan publik.

BACA JUGA: Kapal Pesiar Bersandar di Intim Naik

Kendati demikian, Difi memaparkan, secara keseluruhan perbankan masih optimistis terhadap pertumbuhan penghimpunan DPK pada periode akhir tahun ini. Ini terlihat dari pertumbuhan SBT pada 2013 yang naik menjadi 99,5 persen, atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 98,7 persen.

BI mencatat, total DPK hingga Agustus 2013 sendiri mencapai Rp 3.440,2 triliun, atau tumbuh sebesar 15,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan Agustus 2012 yoy sebesar 21,3 persen. "Perkiraan peningkatan pertumbuhan penghimpunan DPK ini terjadi pada kelimpok bank besar dan menengah," ujarnya.

BACA JUGA: Laba XL Tergerus, Indosat Merugi

Ketatnya persaingan mendulang DPK tersebut tentu saja mempengaruhi besaran suku bunga yang bakal diterapkan pada kuartal empat 2013. Rata-rata biaya yang dikeluarkan bank atas dana nasabah yang ditempatkan (cost of fund) dalam rupiah, diperkirakan mengalami kenaikan, yakni dari 5,62 persen pada periode Juli-September 2013, menjadi 5,82 persen pada periode Oktober-Desember 2013. Sementara biaya dana yang dioperasionalkan atau ditempatkan oleh perbankan untuk memperoleh pendapatan (cost of loanable fund) naik dari 8,96 persen menjadi 9,29 persen.

"Pada dasarnya kenaikan BI rate, tinggniya tekanan inflasi, dan semakin ketatnya persaingan dalam memperebutkan DPK kami tengarai telah mendorong perbankan menaikkan suku bunga dana pada triwulan keempat," jelasnya. Kenaikan suku bunga deposito misalnya, telah naik sejak Juli 2013, dan berlanjut pada Agustus 2013. Namun sebaliknya, suku bunga tabungan dan giro relatif stabil.
       
Difi merinci, seiring dengan perkiraan kenaikan suku bunga dana pada kuartal empat 2013, rata-rata suku bunga dana secara quarter to quarter (qtq) juga mengalami kenaikan.

"Ini akan berpengaruh terhadap suku bunga kredit. Rata-rata spread antara suku bunga dana rupiah dengan suku bunga kredit tahun ini diperkirakan mencapai 7,24 persen untuk kredit modal kerja, 6,42 persen untuk kredit investasi, dab 8,15 persen bagi kredit konsumsi," jelasnya.

Spread terbesar dalam kredit konsumsi terjadi pada kartu kredit yang mencapai 23,67 persen, dan kredit tanpa agunan sebesar 17,36 persen. (gal/sof)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Telkom Percepat Digitalisasi Masyarakat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler