Bantai 600 Tentara Ukraina, Rusia Klaim Cuma Membalas

Senin, 09 Januari 2023 – 23:58 WIB
Warga Volnovakha melewati tank angkatan bersenjata Ukraina yang hancur. Kota tersebut di bawah kendali Republik Rakyat Donetsk. Foto: Maxim Blinov/Sputnik

jpnn.com - Rusia pada Minggu (8/9) mengklaim telah menewaskan 600 tentara Ukraina lewat 'operasi balasan'.

Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa operasi tersebut dilakukan sebagai balasan atas serangan rudal Ukraina terhadap posisi sementara pasukan Rusia di Kota Makeyevka di wilayah Donetsk awal tahun ini.

BACA JUGA: Ukraina Undang PM Jepang Lihat Langsung Kehancuran yang Disebabkan Rusia

Dituliskan pula bahwa selama 24 jam terakhir badan intelijen Rusia mendeteksi titik penempatan sementara Angkatan Bersenjata Ukraina di Kota Kramatorsk di wilayah Donetsk. Kabar ini dibenarkan oleh sejumlah saluran independen.

"Terdapat 700 lebih tentara Ukraina di asrama No28 dan 600 lebih tentara di asrama No47," tulis pernyataan tersebut.

BACA JUGA: Rusia Sasar Infrastruktur Energi Ukraina, Jerman: Ini Serangan terhadap Kemanusiaan

"Lebih dari 600 tentara Ukraina tewas akibat serangan rudal besar-besaran di lokasi penempatan sementara unit AFU (Angkatan Bersenjata Ukraina)," katanya.

Sementara itu, kepala militer wilayah Dontesk Ukraina mengatakan di Telegram bahwa militer Rusia menembakkan tujuh rudal ke kota Kramatorsk dan tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.

BACA JUGA: Presiden Ukraina Sebut Drone Buatan Iran Bakal Bombardir Kiev

"Setelah tengah malam, musuh meluncurkan tujuh serangan roket ke Kota Kramatorsk dan dua ke Kota Kostyantynivka. Satu lembaga pendidikan, satu pabrik industri dan satu bengkel di Kramatorsk serta kawasan industri di Kostyantynivka hancur. Untungnya, tidak ada korban jiwa," katanya.

Menurut Kirilenko, pasukan Rusia juga menggempur Kota Horlivka di kawasan tersebut dan seorang warga sipil tewas.

Donetsk, yang berbatasan dengan Rusia, merupakan wilayah Ukraina yang dilanda konflik dengan separatis dukungan Rusia sejak 2014. Pada September Moskow mengatakan pihaknya menguasai wilayah tersebut, sebuah langkah yang ditolak sebagian besar komunitas internasional. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler