Banteng Kelaparan Mengamuk, Warga di Dua Desa Panik

Rabu, 10 September 2014 – 14:58 WIB

jpnn.com - CIBALIUNG – Diduga akibat kelaparan, seekor banteng yang diperkirakan memiliki berat badan satu ton mengamuk di Desa Sorongan dan Desa Sudimanik, Kecamatan Cibaliung, Selasa (9/9). Selain membuat resah warga, akibat itu sejumlah tanaman milik warga setempat rusak.

Camat Cibaliung, Iin Mulyanadi menceritakan, mengamuknya banteng berukuran besar terlihat pertama kali oleh warga Desa Sorongan. Ketika merusak tanaman pisang sekira pukul 17.00 WIB. Karena merasa takut, warga langsung melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah desa dan diteruskan ke pemerintah kecamatan.

BACA JUGA: Sulut Diguncang Gempa Susulan Berkekuatan 5,7 SR

“Warga ramai-ramai untuk menangkap banteng itu. Eh, banteng itu malah lari ke Desa Sudimanik,” katanya seperti dilansir Radar Banten (Grup JPNN), Rabu (10/9).

Menurut Iin, hingga Selasa (9/9) malam, banteng belum juga bisa ditangkap. Penyebabnya, karena keterbatasan alat. Apalagi hewan tersebut merupakan hewan yang dilindungi oleh pemerintah.

BACA JUGA: Gempa Guncang Sulut, PNS Berhamburan Keluar Kantor

“Kami sudah melaporkan persoalan tersebut ke pihak Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) agar banteng bisa segera dievakuasi,” katanya, seraya menegaskan, sampai saat ini banteng baru merusak tanaman.

Iin menduga, turunnya banteng ke perkampungan akibat kekurangan makanan. Sebab biasanya memasuki musim kemarau rumput-rumput di Cibaliung mati.

BACA JUGA: Gempa 6,2 SR Guncang Sulut

“Saya tidak mengetahui pasti dari mana asalnya banteng itu, apakah dari TNUK atau dari hutan di sekitar Kecamatan Cibaliung,” katanya.

Terpisah, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) Haryono membenarkan terkait dengan adanya banteng yang memasuki perkampungan di Kecamatan Cibaliung. Untuk itu, kata Haryono, dirinya dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat di Serang akan segera melakukan evakuasi terhadap banteng dan membawa banteng itu ke tempat yang aman.

“Mungkin besok kami akan membius banteng tersebut serta membawanya kembali ke habitatnya,” katanya.

Menurut Haryono, jauh kemungkinan apabila banteng itu berasal dari TNUK, karena jarak TNUK ke Desa Sudimanik cukup jauh yakni sekira 30 kilometer.

“Saya pernah mendengar dari orang pegawai Perhutani bahwa di hutan Cibaliung masih banyak banteng yang berkeliaran,” katanya.(rb/radar banten/ris)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Siap Perangkat CAT, Batal Terima CPNS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler