jpnn.com - LEMBAGA yang dibentuk untuk menjaga etik dan profesionalisme pejabat ini punya penghasilan USD 6 juta setahun. Atau sekitar Rp 100 miliar. Independen. Tidak bisa ditekan. Tidak bisa diintervensi.
Lembaga inilah yang berhasil membuat tokoh sekelas Donald Trump kini terpojok.
BACA JUGA: Jembatan Butuh
Anda sudah tahu perkembangan terbaru kemarin: mahkamah agung negara bagian Colorado mencoret nama Trump sebagai calon presiden Amerika Serikat di pemilihan awal 4 Maret depan.
Memang itu hanya berlaku di Colorado. Kartu suara di sana tidak akan ada calon bernama Donald Trump.
BACA JUGA: Utang Emas
Namun, di negara bagian lain proses serupa juga lagi berjalan: Di Arizona, Michigan, dan Minnesota. Lalu akan ke yang lain lagi.
Yang mendalangi gugatan itu adalah CREW. Lembaga ini didirikan tahun 2003. Tujuannya: mengawasi semua pejabat pemerintah. Agar mereka tidak korupsi. Juga agar mereka menjunjung tinggi etika sebagai pejabat publik.
BACA JUGA: Gatal Garuk
Yang mereka awasi pejabat pusat maupun daerah. Termasuk para anggota DPR dan DPRD.
CREW punya cara tersendiri agar lembaganya independen, termasuk dalam soal pendanaan. Mereka mengutamakan donasi kecil-kecil dari rakyat biasa.
Sumbangan mereka kecil. Hanya USD 25 atau USD 50, tetapi jumlah penyumbangnya jutaan. Total pendapatannya bisa Rp 100 miliar/tahun.
Itulah yang dipakai biaya operasional. Termasuk gaji yang sangat layak untuk 17 orang pengurusnya.
Di Colorado, CREW mencari enam orang yang punya hak pilih. Tidak sulit. Anda sudah tahu: penduduk wilayah pegunungan Rocky Mountain ini 5,8 juta.
Enam orang itulah yang mengajukan gugatan ke pengadilan: agar Trump dinyatakan tidak berhak mencalonkan diri sebagai presiden.
Legal standing enam orang itu jelas: sebagai pemilih.
Alasan mereka: Trump telah melanggar sumpah jabatan untuk menaati dan menjaga konstitusi negara.
Bukti terkuat yang diajukan adalah: Trump ingin menggagalkan hasil Pilpres 2020. Termasuk menekan wakil presidennya, Mike Pence, agar jangan memberikan tanda tangan pengesahan hasil pilpres.
Mereka mendasarkan pada bunyi bab 3 UUD di perubahan ke 14. Anda sudah tahu bunyi pasalnya.
Memang ada 3 hakim yang tidak setuju di pemungutan suara, tetapi 4 hakim lainnya setuju. Mahkamah memberikan kesempatan pada Trump untuk banding ke mahkamah agung federal. Batas waktunya 4 Januari depan.
Tiga hakim yang tidak setuju itu berpendapat bahwa Trump tidak memenuhi syarat dikenakan pasal itu.
"Itu cocok untuk pejabat yang diangkat. Sedang Trump adalah pejabat yang dipilih rakyat".
Perubahan UUD ke-14 itu sendiri punya latar belakang khusus: Waktu itu Amerika baru saja dilanda perang sipil. Sebanyak 13 negara bagian memisahkan diri. Mereka membentuk negara Konfederasi Amerika. Di tahun 1861. Di zaman Presiden Abraham Lincoln.
Lincoln memerangi mereka. Menang. Agar tidak terjadi lagi pelanggaran konstitusi dilakukanlah perubahan UUD ke-14.
Sungguh ini Natal dan Tahun Baru yang menyesakkan bagi Trump dan tim. Masalah hukum yang dia hadapi banyak sekali. Dua yang di New York juga sudah menjelang putusan. Pun yang di Georgia. Banyak lainnya menunggu sidang.
Bagi Trump, CREW adalah batu dalam sepatu. Yang menjabat CEO di CREW saat ini seorang ahli hukum lulusan sekaligus dua universitas terkemuka di Amerika: Yale dan Stanford University. Juga pernah berkarier di kementerian hukum.
CREW --Citizens for Responsibility and Ethics in Washington-- bukan pekerjaan sampingan baginya. Namanya: Noah Bookbinder.
"Keputusan di Colorado itu tidak hanya bersejarah tapi juga agar demokrasi terjaga di masa depan," katanya kepada media di sana.
CREW menilai Trump adalah presiden yang paling korup dan paling tidak menjaga etika. Laporan CREW soal Trump sebanyak 3.700. Semua menyangkut penyalahgunaan wewenang dan conflict of interest antara jabatan dan bisnis pribadinya.
CREW memang menyorot juga presiden dan anggota DPR dari Demokrat, tetapi lembaga ini dinilai memiliki kesamaan ideologi dengan partai Demokrat. Bahkan, terang-terangan CREW didirikan sebagai imbangan atas kuatnya lembaga sejenis yang berideologi mirip partai Republik.
Pinternya CREW Amerika seperti Boyamin yang dari Solo: legal standing penggugatnya harus kuat.
Dari enam orang penggugat itu ada yang anggota Partai Republik. Ada juga pejabat daerah. Enam orang itu dari berbagai latar belakang politik dan kepentingan.
Sebenarnya Trump bisa minta tolong DPR yang lagi dikuasai Republik. Bisa saja DPR membatalkan putusan Colorado itu. Hanya syaratnya yang berat: harus didukung 2/3 suara. Republik hanya menguasai separo lebih sedikit.
Trump pasti naik banding. Dia seorang petarung yang luar biasa. Dia kini ibarat Banteng terluka: akan menyeruduk siapa saja. (Dahlan Iskan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sinuhun Breksi
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi