jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) Muhammad Ryano Panjaitan menyatakan pihaknya turut berpartisipasi membantu pemerintah dalam mengatasi Penyebaran Penyakit mulut dan kuku hewan/ternak.
Ryano menjelaskan, KNPI tidak hanya peduli dengan politik semata, namun juga fokus terhadap wabah PMK yang mengancam masyarakat, khusunya para peternak.
BACA JUGA: Daftar Makanan dan Minuman Pemicu Mendengkur Jadi Makin Parah
"Perlu ada langkah percepatan dalam penanggulangan penyebaran virus akut yang menimpa hewan ternak, agar dapat meminimalisir dampak krisis yang bukan saja menimpa para peternak, tetapi juga menimpa masyarakat secara luas," ujar Ryan saat membuka dialog Membangun Sinergi Penerapan Manajemen Krisis Untuk Mengatasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku.
Dialog tersebut bekerja sama dengan Kementerian Pertanian RI, Universitas Brawijaya, Koperasi Setia Kawan Nongkojajar Pasuruan dan U.S Dairy Export Council, di Pasuruan Jawa Timur.
BACA JUGA: Thariq Halilintar dan Fuji Dikabarkan Segera Lamaran, Haji Faisal: Saya Juga Punya Cincin, nih
"Kami sangat mengapresiasi langkah-langkah Pemerintah Indonesia, terutama Satuan Tugas yang ditugaskan langsung oleh Presiden Jokowi untuk menyelesaikan persoalan PMK di bawah koordinasi Menko Kemaritiman dan Investasi, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan serta Kementerian Pertanian," tutur dia.
KNPI juga mendorong Pemerintah melalui OJK agar segera melakukan langkah percepatan relaksasi kredit perbankan kepada para peternak yang terdampak PMK.
BACA JUGA: Bantu UMKM, JAWARA Sandi Beri 17 Booth Gerobak Gratis di Bekasi
"Saya juga meminta kepada Pemerintah melakukan pengawasan secara ketat serta bertindak tegas terhadap pihak-pihak atau opnum yang memanfatkan situasi krisis PMK ini untuk meraup keuntungan pribadi yang merugikan para peternak kita," seru Ryano Panjaitan.
Pada kesempatan tersebut DPP KNPI juga turut membantu memberikan Disinfektan dan Eco Enzyme kepada kelompok koperasi perternakan di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada