SUKAJAYA - Pembagunan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat semakin pesat. Namun hal tersebut belum bisa dirasakan warga Kampung Cibuluh dan Pasiripis, Desa Kiarasari sebab mereka belum memiliki fasilitas listrik.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari, sebagian warga kini mengandalkan mesin mikrohidro yang dihubungkan dengan Sungai Cidurian. Ketua RW 02, Kampung Cibuluh, Sarta mengatakan, sebanyak 145 kepala keluarga (KK) belum mendapatkan fasilitas listrik.
Setelah mengajukan beberapa kali listrik masuk desa (lisdes), kata dia, akhirnya pada 2005 pemerintah hanya memberikan bantuan pembangkit listrik tenaga air. “Pengajuan aliran listrik terus dilakukan agar semua warga bisa terang saat malam hari, namun belum ada tanggapan,” kata Sarta seperti yang dilansir Radar Bogor (JPNN Group), Minggu (7/7).
Ia mengakui, mesin pembangkit listrik tenaga air memliki kapasitas 45.000 watt dengan daya setiap rumah 250 wat namun hanya mampu beroperasi selama 18 jam mulai pukul 15.00-07.00.
Operator Mikrohidro, Oman Suherman mengatakan, banyak kendala yang dihadapi terutama perawatan saat cuaca ekstrim dan kemarau. “Mesin sering rusak maupun tersumbat, sehingga aliran terganggu,” katanya.
Sekdes Kiarasari, Muhammad Rusdini menegaskan, siap dengan segala keputusan Pemkab Bogor agar listrik bisa masuk kedua kampung tersebut, hanya saja harus ada kebijakan mengenai biaya agar tak memberatkan karena mayoritas warga hanya bekerja sebagai petani yang penghasilannya tak menentu.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika pemerintah maupun PLN tak sanggup maka harus ada bantuan agar kualitas mesin tenaga air ditingkatkan. “Selama ini belum maksimal,” tegasnya. (cr19/c)
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari, sebagian warga kini mengandalkan mesin mikrohidro yang dihubungkan dengan Sungai Cidurian. Ketua RW 02, Kampung Cibuluh, Sarta mengatakan, sebanyak 145 kepala keluarga (KK) belum mendapatkan fasilitas listrik.
Setelah mengajukan beberapa kali listrik masuk desa (lisdes), kata dia, akhirnya pada 2005 pemerintah hanya memberikan bantuan pembangkit listrik tenaga air. “Pengajuan aliran listrik terus dilakukan agar semua warga bisa terang saat malam hari, namun belum ada tanggapan,” kata Sarta seperti yang dilansir Radar Bogor (JPNN Group), Minggu (7/7).
Ia mengakui, mesin pembangkit listrik tenaga air memliki kapasitas 45.000 watt dengan daya setiap rumah 250 wat namun hanya mampu beroperasi selama 18 jam mulai pukul 15.00-07.00.
Operator Mikrohidro, Oman Suherman mengatakan, banyak kendala yang dihadapi terutama perawatan saat cuaca ekstrim dan kemarau. “Mesin sering rusak maupun tersumbat, sehingga aliran terganggu,” katanya.
Sekdes Kiarasari, Muhammad Rusdini menegaskan, siap dengan segala keputusan Pemkab Bogor agar listrik bisa masuk kedua kampung tersebut, hanya saja harus ada kebijakan mengenai biaya agar tak memberatkan karena mayoritas warga hanya bekerja sebagai petani yang penghasilannya tak menentu.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika pemerintah maupun PLN tak sanggup maka harus ada bantuan agar kualitas mesin tenaga air ditingkatkan. “Selama ini belum maksimal,” tegasnya. (cr19/c)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Delapan Orang Hilang Diperkirakan Tertimbun Longsor
Redaktur : Tim Redaksi