Banyak Bakteri Sudah Kebal Antibiotik

Minggu, 27 Januari 2013 – 13:06 WIB
PENINGKATAN kasus infeksi resisten obat kian mengkhawatirkan bahkan ancamannya sebanding dengan pemanasan global. Kepala medis Inggris, Prof Dame Sally Davies mengatakan kian banyak bakteri yang menjadi resisten (kebal) terhadap obat-obatan yang ada sekarang dan hanya beberapa antibiotik yang mampu menggantikannya.   

Antibiotik telah menjadi salah satu kisah sukses terbesar dalam dunia kedokteran. Namun, seiring perkembangan medis, bakteri pun cepat beradaptasi dan menemukan cara baru untuk menghindari obat-obatan.

MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus) merupakan salah satu bakteri yang dilaporkan mulai mengalami resisten utamanya untuk strain E. coli, tuberkulosis dan gonore. “Sudah jelas bahwa skenario kiamat selain pemanasan global dalam 20 tahun ke depan adalah karena tidak adanya antibiotik,” ujar Davies.

Terjadinya resistensi bakteri tersebut menurut Davies salah satunya karena adanya jeda dalam pembuatan antibiotik jenis baru. Penggunaan antibiotik jenis lama akan membuat bakteri tersebut beradaptasi dan kian kebal.

Organisasi kesehatan dunia, WHO, telah diperingatkan mengenai ancaman terjadinya era "pasca-antibiotik" jika tidak segera mengambil langkah nyata. Kasus ini merupakan gambaran masa depan di mana infeksi tidak akan lagi dapat diatasi dengan obat dan akan menjadi pembunuh mengerikan.

Prof Hugh Pennington, ahli mikrobiologi dari University of Aberdeen, mengatakan resistensi obat adalah persoalan yang sangat, sangat serius. “Kami menaruh perhatian besar pada persoalan ini. Kami membutuhkan sumber daya untuk pengawasan, sumber daya untuk mengatasi masalah dan untuk menyebarkan informasi kepada publik.”

Persoalan semakin mengkhawatirkan karena saat ini perusahaan obat telah kehabisan pilihan. “Kita harus menyadari bahwa untuk saat ini kita tidak akan memiliki obat ajaib baru. (/mas/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Makanan Siap Saji Beresiko Serangan Asma

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler