jpnn.com - JAKARTA - Ketua Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Maskur menyampaikan kendala yang dialami dalam pendataan non-ASN.
Menurut Maskur, sampai saat ini cukup banyak honorer K2 yang belum bisa membuat akun karena datanya masih belum ter-entry di sejumlah admin pendataan non-ASN.
BACA JUGA: Bertemu MenPAN-RB Azwar Anas, Pimpinan Honorer K2 Semringah, Ada Jalan
Maskur mengatakan seharusnya pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) dari awal sudah membuat peta jalan tahapan pendataan, pemetaan, dan penyelesaian secara berjenjang, bertahap, serta berkelanjutan berdasarkan kategori maupun jenisnya.
Menurut Maskur, yang menjadi persoalan pertama dan harus segera diselesaikan adalah honorer K2 non-guru (tenaga kependidikan).
BACA JUGA: MenPAN-RB Azwar Anas: Seleksi PPPK 2022 Sangat Berpihak kepada Honorer K2Â
Dia mengatakan bahwa tendik belum tersentuh mendapatkan penyelesaian secara penuh dari pemerintah.
Maskur pun mendesak MenPAN-RB Azwar Anas untuk segera turun tangan menyelesaikan masalah tersebut.
BACA JUGA: MenPAN-RB Azwar Anas Ungkap Fakta, Lebih 1 Juta Honorer dan Nakes Diangkat Jadi PPPK
Dia mengingatkan jangan sampai banyak honorer K2 tidak masuk pendataan non-ASN.
"Pak Azwar Anas tolonglah honorer K2 terutama kami yang tendik ini," kata Maskur kepada JPNN.com, Senin (19/9).
Dia juga meminta kepada Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim untuk menyelesaikan masalah honorer K2 di bawah naungan Kemendikbudristek.
Menurut dia, masih banyak honorer K2 tendik, tenaga teknis, administrasi, laboran, tenaga kepustakaan, petugas kebersihan, penjaga dan lain lainya belum ada statusnya.
Hampir puluhan tahun atau sampai dengan sekarang, perubahan dan status kesejahteraan mereka masih abu-abu. Tak jelas nasib mereka hingga kini mau diapakan.
"Mereka hampir putus asa. Jangan jadikan mereka tebu, habis manis sepah dibuang, menjadi sampah sampah negara yang berserakan," ucapnya.
Dia mengingatkan pemerintah bahwa sampai saat ini honorer K2 tersebut masih ada, bekerja, dan loyal.
Menurutnya, yang melakukan proses pendidikan bukan hanya guru atau pendidik, tetapi juga tendik.
Maskur mengatakan hal ini harus dia sampaikan karena puluhan tahun mereka dianaktirikan.
Dia menegaskan mereka bukan robot, bukan Android.
Namun, mereka adalah manusia-manusia yang punya perasaan.
Menurut Maskur, pemerintah asal ada kemauan dan serius pasti bisa menyelesaikan masalah itu dengan tuntas.
Menurutnya, cukup mudah menyesaikan honorer K2 untuk menjadi ASN.
"Jangan ada kasta dan dusta di antara kita," pungkas Maskur. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad