Banyak Motor Honda Patah Jadi Dua, Komisi VII DPR Minta Kemenperin Bertindak

Kamis, 24 Agustus 2023 – 09:39 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta Kemenperin cepat tanggap menanggapi laporan masyarakat terkait patahnya rangka motor Honda. Ilustrasi/Foto: Twitter

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita cepat tanggap menanggapi laporan masyarakat terkait rendahnya kualitas rangka enchanged Smart Architecture Frame (eSAF) produksi Honda.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) harus memeriksa secara objektif produk yang dilaporkan karena menyangkut keamanan dan keselamatan masyarakat dalam berkendara.

BACA JUGA: Marc Marquez Bertemu Petinggi KTM dan Red Bull, Mantap Tinggalkan Honda?

"Tolong uji kualitas bahan baku pembuatan rangka dan prosedur produksi untuk memastikan kelayakan suatu produk. Jangan sampai masyarakat dirugikan karena produk yang digunakan tidak berkualitas dan membahayakan," ungkap Mulyanto, di Jakarta, Kamis (24/8).

Dia meminta Kemenperin jangan menunggu sampai ada korban jiwa baru bergerak menanggapi keluhan ini.

BACA JUGA: Johann Zarco Dirumorkan Gabung Honda, Begini Respons Marc Marquez

"Segera kirim tim pemeriksa ke pabrik produksi rangka eSAF. Selidiki kenapa rangka tersebut mudah berkarat dan patah sehingga kendaraan tidak dapat digunakan lagi," kata Mulyanto.

Berdasarkan pantauannya di media sosial keluhan terhadap kualitas rangka eSAF ini sudah mengkhawatirkan. Sebab, yang mengalami kejadian patah rangka akibat karat ini lumayan banyak. Hal itu menandakan ada kekeliruan pada pemilihan jenis bahan baku dan prosedur produksinya.

"Yang patut disayangkan, menanggapi kejadian ini pihak produsen bukannya memberi penggantian tapi malah menjadikan rangka eSAF ini sebagai produk tersendiri yang dijual terpisah seperti suku cadang. Itu pun garansinya hanya satu tahun. Padahal rata-rata tenor kredit pembelian motor oleh masyarakat minimal 3 tahun," ujarnya.

Mulyanto mendesak Kementerian Perindustrian mengusut masalah ini dengan serius. Bila perlu rekomendasikan pihak pabrik agar menarik ulang (recall) produk yang dikeluhkan tersebut.

"Kementerian Perindustrian harus minta produsen bertanggungjawab terhadap produk yang dihasilkan. Bukan malah membiarkannya sehingga masyarakat mengalami kerugian. Bila perlu rekomendasikan recall terhadap seluruh produk yang menggunakan rangka eSAF sebagai wujud pertanggungjawaban pihak produsen," tegas Mulyanto.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemenperin   Motor   Honda   DPR  

Terpopuler