Populasi petani yang semakin tua dan kurangnya waktu bagi anak-anak muda mempelajari keterampilan praktis memicu meningkatnya jumlah kursus ketrampilan pedesaan di Selatan Adelaide.Sekolah bernama Mount Compass Area School yang terletak sekitar 60 kilometer di Selatan Adelaide itu mendekati akhir dari tahun pertama penyelenggaraan kursus berkurikulum nasional (TAFE) yang mengajarkan murid-murid keterampilan di pertanian mulai dari kursus cara mengendarai traktor hingga kursus keamanan dan keselamatan memotong dengan gergaji mesin. Instruktur TAFE, Peter Conrick menuturkan saat ini zaman sudah berubah dan anak-anak muda Australia tidak diberkahi dengan pengalaman praktek yang sama sebagaimana generasi sebelumnya mengenai pertanian. Dia mengaku ketika masih remaja dia tidak punya waktu khusus untuk mempelajari keterampilan yang dulunya ia pelajari langsung dari lahan pertanian. "Saya masih ingat harus menjaga ternak domba sejak berusia 2 tahun, jadi saya memiliki waktu magang yang sangat lama di pertanian,” kata Cornick. "Kesempatan semacam itu tidak lagi ada hari ini, Anda harus mempersingkat masa magang atau belajar di area pertanian, sehingga cara satu-satunya untuk mempelajari keterampilan tersebut adalah dengan mengikuti kursus." Menurut Conrick kursus yang diberikannya meliputi bagaimana memilih tanaman yang harus disingkirkan untuk memperbaharui kualitas tanah di pertanian. Hingga bagaimana cara memindahkan dan menyusun gulungan jerami pakan ternak dan bagaimana menggunakan traktor secara praktis dan aman. Kesempatan bagi pelajar tanpa latar belakang pertanian Kursus ini didesain untuk mengimplementasikan pelatihan yang lebih terstandarisasi, namun juga untuk memastikan masa depan pertanian dan tidak hanya mengandalkan pelajar dari keluarga yang berlatar belakang petani. Menurut data Biro Statistik Australia, pada tahun 2012 rata-rata usia petani di Australia adalah 53 tahun dan hampir seperempatnya sudah berusia diatas 65 tahun.  Padahal di sektor industri lain, jumlah pekerja yang berusia diatas 65 tahun rata-rata jumlahnya hanya mencapai 3 persen saja. Guru di Mt Compass Area School, Kiara Edwards mengatakan latar belakang dari remaja yang bercita-cita menjadi petani di Australia saat ini mengalamiperubahan. "Sebelumnya yang bercita-cita menjadi petani adalah anak-anak berusia 4 tahun atau berapaun usianya adalah anak yang berasal dari keluarga petani,” katanya. "Namun saya melihat banyak sekali siswa yang tidak pernah bersentuhan dengan pertanian, terutama di sekolah menengah yang senang belajar mengenai pertanian, mereka belajar pertanian hanya berdasarkan ketertarikan dan terjun langsung,” tambahnya. Siswa seperti Josh Whittlesea misalnya mengaku meski banyak pelajar seusianya yang memilih duduk didepan computer sepanjang hari, beberapa siswa lebih memilih beraktifitas di luar ruang. Sementara pelajar lainnya, Natelle Baes, mendukung alasan itu. Menurutnya pengaruh dari komputer membuat banyak orang tidak terlalu memahami proses produksi makanan.
"Tidak banyak anak-anak yang tahu bagaimana menghormati besarnya tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan makanan yang kita konsumsi sehari-hari,” katanya. 

BACA JUGA: Pria ini Berhasil Selamat dengan Menumpang Bangkai Paus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Petugas LP Ini Akui Bantu Napi Transaksi Narkoba dalam Penjara

Berita Terkait