Banyak Potensi Peninggalan Purbakala di Sekitar Merapi

Jumat, 08 Juli 2016 – 11:33 WIB

jpnn.com - MAGELANG - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah akan segera mengkaji potensi peninggalan purbakala di sekitar Gunung Merapi. Rencana itu menyusul ditemukannya bangunan arkeologi di Dusun Gedungan, Desa Kalibening, Kecamatan Dukun.

Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Tri Hartono mengatakan, potensi tentang benda dan bangunan arkeologi di sekitar Merapi sangat besar. Sebab, kawasan Merapi menjadi salah satu bagian peradaban masyarakat zaman dahulu. ”Terutama zaman Mataram Kuno,” katanya seperti diberitakan Radar Kedu (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Ampuunnnn, Sampah Menggunuuuunggggg

Karenanya BPCB Jawa Tengah dalam waktu dekat akan menelusuri studi pustaka terkait benda-benda purbakala yang pernah ditemukan di lereng Gunung Merapi. ”Akan kita kembangkan,” paparnya.

Selain itu Tri mengharapkan warga yang menemukan situs maupun benda cagar budaya untuk segera melapor ke BPCB.  ”Kalau bisa jangan dibongkar terlebih dahulu supaya kita bisa langsung melakukan penelitian lebih lanjut,” harapnya.

BACA JUGA: Pamit Jalan-jalan, Akhirnya Pergi Selamanya

Selain itu, katanya, banyak warga yang membongkar dan memindah benda-benda purbakala dari lokasi penemuan tanpa pendataan terlebih dahulu. Hal ini dinilai cukup menyulitkan tim BPCP untuk merekonstruksinya kembali.

“Rekonstruksi itu penting sebagai upaya penelusuran dan mengetahui sejarah benda-benda itu. Saya sudah ingatkan untuk jangan membongkar dulu sebelum didata,” kata Tri.

BACA JUGA: Setelah Lebaran, 62 Pasangan Ijab Kabul

Sebelumnya warga Dusun Gedungan, Desa Kalibening,  menemukan sebuah situs tempat pemandian raja-raja Mataram. Di lokasi itu ditemukan benda-benda kuno yang terbuat dari batu seperti lumpang, komboran (tempat makan kuda) dan bebatuan membentuk struktur kolam air.

“Lokasi itu merupakan lembah memanjang, dengan luasan sekitar satu hektare. Di situ ada sumber mata air, ada banyak kolam yang sejauh ini sudah dimiliki oleh perorangan,” ujar Tri.

Berdasarkan cerita warga, lanjut Tri, lokasi itu sejak dulu dikenal sebagai Tamansari atau tempat pemandian para bangsawan. Tri memperkirakan ada sebuah kerajaan yang terletak di atas atau arah selatan dari lokasi penemuan benda purbakala itu.

Situs zaman kerajaan ini ditemukan pertama kali oleh Sumarlan Sastra Sudarmo (74) saat sedang mencangkul di sawah. Ia kemudian memberitahukan hal itu  kepada Kades Kalibening Nurbiyanto dan diteruskan kepada aparat terkait.

“Saat hendak mengolah lahan, cangkul saya mengenai sebuah batu. Setelah saya gali ternyata sebuah lumpang kuno,” kata Mbah Sumarlan.

Menurut dia, lumpang itu ditemukan di lokasi yang dikenal warga sebagai Tamansari. Puluhan tahun lalu warga juga pernah menemukan batu-batu candi namun karena tidak tahu warga membiarkannya tertimbun dan sebagian hanyut. (vie/lis/kpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihatlah Foto Ini, Wali Kota Ikut Angkut Sampah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler