Banyuwangi Banjir Wisatawan di Long Week End

Selasa, 10 Mei 2016 – 18:25 WIB
Menpar Arief Yahya. foto: Dokumen JPNN

jpnn.com - BANYUWANGI - Magnet pariwisata Banyuwangi betul-betul semakin kuat menyedot wisatawan. Pada libur panjang pekan ini, kawasan yang dijuluki Sunrise of Java itu diserbu ribuan turis. Sebanyak 3.000 kamar hotel di Banyuwangi habis dipesan. Destinasi-destinasi wisata di Banyuwangi seperti Kawah Ijen, Pantai Plengkung (G-Land), Watu Dodol, Alas Purwo, Pantai Pulau Merah, Pantai Teluk

Hijau, Pulau Tabuhan Air terjun Lider, Pantai Rajegwesi, Pantai Sukamade, Tamansuruh, tak henti-hentinya dikunjungi wisatawan.

BACA JUGA: Menhub - Menpar Resmikan Bandara Matahora Wakatobi

Pengusaha oleh-oleh dan kuliner khas Banyuwangi pun ikut kebagian berkahnya. "Saya senang karena hampir semua tempat wisata penuh, hotel-hotel fully booked. Batik batik yang bagus habis, UMKM laris. Efek pariwisata di long weekend ini sangat dahsyat," terang Bupati Banyuwangi, Azwar Anas, Minggu (8/5).

Mulai tanggal 4-8 Mei 2016, okupansi hotel di Banyuwangi menembus 100 persen. Hotel bintang empat Ketapang Indah, Hotel Mirah, Hotel Mahkota Plengkung, Hotel Slamet, Hotel Wisma Blambangan, Hotel Manyar, semua full booked. Tiga hotel yang baru beroperasi, Java Banana Ijen-Cafe & Gallery, Hotel Wisma Blambangan, dan Hotel Santika juga ikutan penuh. “Ada sekitar 3.000 kamar hotel yang tersedia di Banyuwangi. Seluruhnya fully booked saat long weekend ini,” terang Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi, Asma'i Hadi.

BACA JUGA: Bandoeng Laoetan Onthel International Hebohkan Kota Kembang

Bagi yang tak kebagian kamar, homestay pun jadi pilihan. Sama seperti hotel, okupansi homestay di Banyuwangi saat long weekend ini ikutan menembus angka 100 persen. “Libur akhir pekan ini okupansi homestay mencapai 100 persen. Yang menginap mayoritas berasal dari Surabaya, Malang dan Sidoarjo,” terang Yogi Fernando, Ketua Homestay Pantai Merah Banyuwangi.

Di libur panjang kali ini, kawasan wisata Kawah Gunung Ijen di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso jadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Ini bisa terlihat dari banyaknya pengunjung di puncak. Ribuan orang menyemut untuk menyaksikan pemandangan alam kawah Gunung Ijen. Sejak Kamis (5/5), parkiran di Pos Paltuding penuh disesaki mobil pribadi, tour and travel, juga minibus.

BACA JUGA: Menpar Arief: Mau Wiskul? Surabaya Deh!

“Sejak Kamis (5/5), sudah ada 12.000 wisatawan yang menyerbu kawasan wisata alam Gunung Ijen. Mereka antre dari tengah malam demi blue fire. Pada hari biasa jumlah wisatawan sekitar seribu orang,” terang Sunandar Trigunajasa, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III.

Gunung Ijen terkenal dengan blue fire yang hanya bisa dilihat saat malam hari. Fenomena alam ini hanya ada dua di dunia, Indonesia dan Islandia. Biasanya pengunjung akan memulai pendakian sekitar pukul 01.00 WIB untuk bisa menyaksikan nyala biru yang muncul di dasar dinding kawah.

"Lonjakan wisatawan ini pararel dengan okupansi hotel yang penuh di Banyuwangi. Demikian pula homestay di kawasan kota dan daerah kecamatan sekitar Gunung Ijen juga penuh semua hingga akhir pekan ini," kata dia.

Sektor lain yang mendapatkan berkah dari pariwisata adalah UMKM. Aneka cindera mata dan oleholeh khas Banyuwangi habis terjual. “Saya mendapat laporan rata-rata UMKM di Banyuwangi mendapat omzet Rp150 juta per hari. Itu dari hasil penjualan kaos, hingga jajanan khas Banyuwangi seperti Sale Pisang, Klemben dan Kopi. Kebanyakan pembelinya berasal dari Jakarta, Surabaya dan Malang. Bahkan ada juga yang berasal dari Thailand, Perancis dan Singapura," tutur Plt Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi, Alief Rachman Kartiono.

Sektor pariwisata memang memberikan impact besar bagi Banyuwangi. Dari data Dinas Pariwisata Banyuwangi, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Banyuwangi sudah menembus angka 50 ribu orang. Sedangkan wisatawan domestik mencapai 2 juta orang.  Sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata di Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tumbuh pesat. Total PDRB melonjak dari Rp 32,46 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 60,05 triliun di tahun 2015. Itu artinya, ada kenaikan 85 persen.

Berdasarkan data BPS, nilai akomodasi dan makan-minum, belanja dan bisnis pariwisata ikut meningkat sekitar 80 persen. Dari Rp 666 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 1,19 triliun di tahun 2014. 

Menpar Arief Yahya semakin meyakini bahwa CEO commitment itu sangat penting, selain 3A, atraksi, akses, amenitas dalam pembangunan destinasi pariwisata. Banyuwangi bisa dijadikan contoh konkret, bagi bupati, walikota, bahkan gubernur di manapun di seluruh tanah air. "Ketiga pariwisata dijadikan prioritas utama, maka semua aktivitas diarahkan untuk mensupport pariwisata. Banyuwangi cukup sukses,"katanya.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wisata Bahari Sangihe Sulut Mulai Bangkit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler