Bapak, Ibu, Anak, dan Tetangga Kompak Mencopet di WSBK Mandalika

Selasa, 23 November 2021 – 14:17 WIB
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto (kedua kanan) bersama Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Hari Brata (kedua kiri) dalam konferensi pers pengungkapan kasus copet oleh sindikat asal Jakarta di Mataram, NTB, Selasa (22/11/2021). ANTARA/HO-Humas Polda NTB

jpnn.com, MATARAM - Jajaran Polda Nusa Tenggara Barat menangkap empat terduga anggota sindikat copet asal Jakarta yang beraksi pada momen perhelatan World Superbike (WSBK) 2021 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB.

Aksi sindikat copet yang terdiri dari satu pria dan tiga wanita itu terungkap berkat kerja sama pengamanan tim Polri dan masyarakat. 

BACA JUGA: Dear Pengguna Angkutan Umum, Waspada Komplotan Copet di Sini

"Dari giat pengamanan WSBK kemarin, empat pelaku yang terdiri dari satu pria dan tiga wanita ini tertangkap melakukan pencurian 'handphone' milik penonton di tribun tiket hijau tosca," ungkap Kabid Humas Polda NTB Kombes Artanto dalam konferensi pers bersama Dirreskrimum Polda NTB Kombes Hari Brata di Mataram, Selasa (23/11).

Menurut Artanto, aksi komplotan ini diduga sudah terencana. 

BACA JUGA: Dorna Sport Puji Irjen Iqbal

Hal itu dikuatkan dengan temuan barang bukti berupa empat unit telepon genggam, yakni satu merek iPhone, dan tiga Samsung. 

“Mereka mendapatkan barang dalam aksi di hari Minggu," ujarnya.

BACA JUGA: WSBK Mandalika Aman, Sahabat Polisi Indonesia Puji Polda NTB 

Kombes Hari Brata menjelaskan aksi dari sindikat copet ini terungkap dari giat pengawasan anggota kepolisian di tribun penonton.

"Jadi, awalnya salah seorang pelaku tertangkap tangan oleh anggota berpakaian 'preman' yang kami sebar di tribun. Jadi, satu dapat di TKP (tribun penonton), lainnya tertangkap di Pelabuhan Lembar," ucap dia.

Hari Brata mengatakan tiga dari empat pelaku ini masih ada hubungan keluarga. 

Mereka adalah DC (45) yang merupakan suami dari LA (41), bersama anak perempuannya berinisial DA (24).

"Untuk AW (34), perempuan ini merupakan tetangga mereka di Jakarta," ucap Hari.

Dia menambahkan masing-masing pelaku memiliki peran berbeda. 

Pelaku LA, jelasnya, berperan sebagai pemetik. 

LA mengambil handphone korban dari dalam tas.

Kemudian, anak perempuannya, DA, berperan sebagai pengalih perhatian korban. 

Selanjutnya, AW, berperan menerima barang dari hasil eksekusi LA.

"Setelah mendapatkan barang, LA menyerahkan ke DC. Peran dari si bapak membongkar 'handphone' korban, membuang kartu dan membuka kode pengaman," ujarnya. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler