jpnn.com - SEJAK booming lima tahun silam, homeschooling semakin menjadi pilihan bagi orang tua menyekolahkan buah hatinya. Beragam manfaat menjadi alasan. Salah satunya adalah pilihan waktu yang semakin fleksibel.
Menurut Thomas More Suharto, owner Homeschooling Primagama Pakuwon City Surabaya, peningkatan minat pada jalur pendidikan informal itu naik sekitar 30 persen pertahun. Dari awalnya hanya segelintir siswa saja, kini sekolah miliknya sudah menampung puluhan anak didik. Bahkan, tidak lama lagi, dia akan membuka cabang di kawasan lain.
BACA JUGA: Baca Nih! Banyak Karya Inovatif Pemuda Indonesia, Harus Diproduksi Massal
Thomas menilai, pergeseran lifestyle serta kebutuhan menjadi alasan utama. Seperti diketahui, kini semakin banyak anak usia sekolah yang sudah menunjukkan bakatnya di salah satu bidang. Seperti musik, otomotif, seni, olahraga, bahkan entertainment.
Nah, dengan bakat yang ada itu tentu akan semakin sulit memfasilitasinya jika anak harus mengenyam pendidikan di jalur konvensional. Sebab, sekolah umum kebanyakan akan mewajibkan siswanya hadir di kelas 5 – 6 hari dalam seminggu.
BACA JUGA: Ini Lokasi Penempatan Guru untuk Anak TKI
Belum lagi mata pelajaran yang harus mereka ikuti berjumlah lebih dari 15. Padahal, jika bakat sudah jelas, anak hanya tinggal diarahkan dan di-support oleh beberapa mata pelajaran wajib saja.
”Di homeschooling, anak-anak hanya akan menerima 6 – 8 mata pelajaran saja. Tentu itu sudah mencakup kebutuhan mereka akan informasi di masa depan nanti,” kata Thomas. Beberapa mata pelajaran umum yang tetap diajarkan adalah bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, pendidikan kewarganegaraan, IPA, serta IPS.
BACA JUGA: Kuliah Kedokteran Hanya Untuk Si Kaya, Harus Cepat Diubah!
Thomas yang juga seorang praktisi pendidikan itu mengatakan, dengan menempuh pendidikan di jalur homeschooling, akan banyak waktu bagi seorang anak menekuni bakat yang dia inginkan. Sebab, sekolah jenis itu hanya menuntut kehadiran siswa minimal tiga kali seminggu dengan intensitas tiap pertemuan selama dua jam. ”Jadi di luar waktu sekolah, mereka bisa menekuni bakat yang dimiliki,” jelas dia.
Jenis pendidikan di homeshooling sendiri ada tiga macam. Pertama adalah privat. Jenis ini memang akan mengkhususkan anak belajar sendiri tanpa ada teman. Caranya bisa dengan dia datang ke sekolah ataupun guru yang datang ke rumah.
Kedua adalah komunitas. Homeschooling jenis ini akan menempatkan beberapa anak langsung dalam kelas untuk belajar bersama. Jumlahnya variatif, tapi kebanyakan homeschooling membatasi maksimal hanya enam anak per kelas.
Tujuannya tentu agar setiap anak mendapatkan perhatian dan pengajaran yang maksimal dari guru. Jenis ini sendiri tidak mewajibkan anak belajar di kelas, sebab beberapa pelajaran mereka lakukan outdoor seperti taman bahkan mal.
Sedangkan jenis ketiga adalah distance learning, atau hubungan pelajaran jarak jauh. Ini biasanya diterapkan bagi anak-anak yang berada di daerah yang jauh dari lembaga homeschooling itu berada. ”Tapi tetap saat ujian harus hadir di kelas,” katanya. (pda/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 77 Guru Anak TKI Mengundurkan Diri
Redaktur : Tim Redaksi