Bapak Ini Bawa Pulang Jenazah Bayinya dengan Naik Angkot

Selasa, 10 Oktober 2017 – 14:16 WIB
GENDONG JENAZAH: Hendra ketika menggendong jenazah bayinya di dalam angkot. FOTO FACEBOOK

jpnn.com, LAMPUNG TENGAH - Kejadian warga miskin kembali membawa jenazah bayinya pulang dari rumah sakit dengan menumpang angkot kembali terulang di Lampung.

Kali ini, peristiwa itu terjadi di Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng).

BACA JUGA: Terpeleset, Dua Santri Tewas Tenggelam di Kolam Ikan

Sebelumnya, peristiwa serupa terjadi pada Rabu (20/9). Jenazah bayi pasangan suami-istri (pasutri) Ardiansyah (41)-Delpasari (31) dibawa pulang dari Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM) naik angkot.

Sementara, peristiwa di Lamteng terjadi pada Minggu (8/10) di Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya (RSUD DSR), Kecamatan Gunungsugih.

Pasutri Hendra (27) dan Emilia Sari (24), warga Kampung Kibang, Kecamatan Menggala, Tulangbawang membawa pulang jenazah bayinya dari RS tersebut naik angkot.

Diduga pasutri ini terpaksa mengambil keputusan tersebut lantaran tidak memiliki biaya.

Hal ini tergambar dari penjelasan Kepala Bidang Promosi dan Sumber Daya Manusia RSUD DSR Edi Sunarko saat mendatangi kantor Radar Lamteng (Jawa Pos Group) di Graha Pena Lampung Tengah, kemarin.

Edi menyatakan, pasien bayi yang meninggal dunia bernama Hafiz. Almarhum lahir di RS Puti Bungsu, Bandarjaya, Lamteng. Dikarenakan kritis, kemudian dirujuk ke RSUD DSR, Sabtu (7/10) pukul 20.10 WIB.

’’Bayi diagnosis ataxia berat. Nyawa bayi pun tidak bisa ditolong setelah menjalani penanganan di RSUD DSR dengan menggunakan BPJS Kesehatan,” ucapnya.

Dikarenakan bayi meninggal, lanjut Edi, pihak keluarga memutuskan pada Minggu (8/10) pukul 16.30 WIB untuk pulang dengan menggunakan ambulans di RSUD DSR.

’’Mereka kira biaya ambulans gratis. Setelah keluarga pasien bertanya dan mengetahui ada biaya dalam menggunakan ambulans, mereka menyatakan pasien akan dijemput mobil keluarga,” ucapnya.

Edi menegaskan, RSUD DSR tidak membeda-bedakan pasien yang menggunakan umum ataupun BPJS Kesehatan.

’’Perlu diketahui, bagi pasien BPJS Kesehatan untuk pelayanan ambulans pada pemberangkatan atau rujukan ambulans memang gratis. Namun ketika pasien pulang atau mengantar jenazah menggunakan ambulans, ada biaya sesuai dengan jarak tempuh dan sesuai peraturan BPJS Kesehatan,” jelasnya.

Dia menambahkan, masyarakat banyak yang kurang memahami tentang fasilitas yang ada di rumah sakit seperti penyediaan ambulans.

’’Sebagian orang menganggap ambulans di rumah sakit melayani pasien dengan gratis. Padahal, penyediaan ambulans tidak gratis. Ada pembiayaan sesuai jarak tempuh. Namun, biaya itu sudah diatur yang tarifnya tidak terlalu tinggi,” pungkasnya.

Informasi ada jenazah bayi dibawa pulang dari RSUD DR naik angkot dibenarkan Masrul, 30, warga Kampung Gunungagung, Kecamatan Anaktuha. Dia mengaku ketika berada di RS tersebut melihat seorang laki-laki menggendong bayi sambil menangis.

’’Saya melihat laki-laki setengah berlari menangis menggendong bayi sambil ditutupi kain warna pink menuju angkot. Kemudian pria itu saya hampiri dan bertanya,” katanya.

Menurut dia, pria bernama Hendra itu menyatakan anaknya sudah meninggal dunia. ’’Ayah bayi itu mengatakan akan membawa jenazah anaknya ke Tulangbawang,” ujarnya.

Mendengar jawaban itu, kata Masrul, dia lantas tidak banyak bertanya lagi. ’’Saya tidak enak karena sedang berduka. Tetapi, informasinya bayi itu bukan lahir di RSUD DSR, namun di Rumah Sakit Puti Bungsu Bandarjaya,” ucapnya.

Sementara, dr. Ali Irsal yang menangani persalinan pasien di Rumah Sakit Puti Bungsu Bandarjaya mengatakan, pasien masuk rumah sakit pada Sabtu (7/10).

”Ya, saya yang menangani. Ketika datang ke RS ini, kondisi ibu bayi sudah mau melahirkan. Air ketubannya sudah pecah dua hari. Jadi harus segera dioperasi. Air ketuban sudah masuk saluran pernapasan bayi,” katanya.

Kemudian, kata Ali Irsal, ia menyedot langsung cairan dari mulut sang bayi. ”Tetapi kondisi bayi harus ditangani dengan peralatan pernapasan bantuan. Karena keterbatasan alat, bayi dirujuk ke RSUD DSR, Sabtu (7/10) sore,” ceritanya.

Terkait bayi yang meninggal harus dibawa angkot, Plt. Kadiskes Lamteng Hairul Azman menyatakan dirinya sudah mendapatkan informasi dari pihak rumah sakit. ’’Ya. Saya sudah terima laporan. Sudah ditawari naik ambulans, tapi keluarga pasien memilih naik angkot,” ungkapnya. (sya/rnn/c1/whk)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler