jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyambut baik kebijakan pemerintah yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengenai subsidi ongkos kirim dalam Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) menjelang lebaran dengan anggaran mencapai Rp 500 miliar.
Huda mengatakan, dalam jangka pendek kebijakan subsidi ongkir ini dapat menaikkan transaksi e-commerce sebanyak 2 hingga 2,5 kali lipat dibandingkan momen lebaran tahun lalu.
BACA JUGA: Pemerintah Subsidi Ongkir Belanja Online, Pengamat: Momentum Bangkitkan Ekonomi
“Pemerintah telah mengambil langkah taktis dengan menyasar langsung kebutuhan masyarakat menengah atas yang dinilai masih menahan belanja selama pandemi. Ini merupakan bentuk dukungan nyata pemerintah dalam mendorong perekonomian masyarakat," ujar Huda.
Menurut Huda, kebijakan ini berpotensi besar meningkatkan konsumsi masyarakat. Dengan kondisi tidak ada kebijakan dari pemerintah pun agenda belanja daring nasional selalu mengalami peningkatan terlebih menjelang lebaran di mana biasanya konsumsi orang di pasar daring bisa meningkat 1,5 sampai dengan 2 kali lipat dari biasanya.
BACA JUGA: Subsidi Ongkir Harbolnas Disambut Baik Pelaku e-Commerce
“Kebijakan ini perlu diapresiasi, pemerintah cukup teliti melihat peluang dengan memahami karakteristik konsumen saat ini. Dimana biasanya para konsumen membeli suatu barang melihat harga barang dan harga ongkir. Ditambah, situasi pandemi yang mengubah kebiasaan masyarakat untuk melakukan transaksi secara online,” jelasnya.
Senada, Ekonom Center for Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai kebijakan ini menjadi stimulus masyarakat melakukan konsumsi di momentum Ramadhan dan juga lebaran. Ia menyebut, kebijakan ini tidak terlepas dari target pemerintah agar pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 mencapai 7 sampai 8 persen.
BACA JUGA: 104 Toko Online Jateng Beri Gratis Ongkir, Buruan Gabung di UKM Virtual Expo
“Paket kebijakan pemerintah untuk meningkatkan konsumsi masyarakat, mulai penyaluran tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13, percepatan pemberian bantuan sosial, dan subsidi ongkos kirim (ongkir) belanja pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) merupakan kombinasi yang tepat meningkatkan konsumsi rumah tangga dan menjaga pemulihan,” jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah mengestimasi sejumlah realisasi dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Dimana konsumsi rumah tangga yang dapat dipicu dengan pemberian THR adalah sekitar Rp215 triliun.
Lebih lanjut, Yusuf mengatakan bahwa kunci dari pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua adalah konsumsi rumah tangga. “Kebijakan subsidi ongkos kirim ini bakal lebih terasa manfaatnya jika pemerintah bisa menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelas pendapatan menengah kebawah. Yakni melalui penyaluran bantuan sosial bagi masayrakat dan kebijakan pendukung lainnya secara serentak di momen Ramadhan dan lebaran,” ungkapnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil