jpnn.com, CIANJUR - Bangunan SMPN 1 Pagelaran di Cianjur, Jawa Barat, ambruk pada Senin (4/10) sekitar pukul 10.00 WIB.
Insiden itu akibat kesalahan teknis pengerjaan renovasi dan kurangnya pengawasan serta pelaksanaan yang tidak memenuhi ketentuan konstruksi.
BACA JUGA: Suami Tak Ada di Rumah, Istri Sering Main Kuda-kudaan dengan Pria Lain
Akibat kejadian tersebut, dua orang pekerja yang sedang melaksanakan renovasi satu ruangan kelas tersebut mengalami luka ringan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cianjur Himam Haris membenarkan bangunan SMPN 1 Pagelaran ambruk. Padahal pembangunan dilaksanakan belum lama.
BACA JUGA: Remaja Putri Tepergok Pacaran di Kamar, Akhirnya Berbuat Nekat
“Akibat kejadian tersebut dua orang mengalami ruka ringan, tetapi cuman luka-luka kecil saja tidak apa-apa,” kata Himam saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (4/10).
Dia menjelaskan bangunan tersebut ambruk akibat kesalahan teknis dari para pekerja. Selain itu pelaksanaan pembangunan juga tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam konstruksi.
“Iya, itu informasi yang saya dapatkan kesalahan teknis dalam pemasangan atap yang menggunakan baja ringan, karena di bawah pemasangannya belum beres, sudah naik ke atas, sehingga tidak kuat dan terjadi ambruk,” katanya.
Himam menuturkan kejadian tersebut menjadi pelajaran, agar lebih berhati-hati dalam memilih rekanan untuk pembangunan terutama sarana pendidikan.
“Saya sampaikan ke pihak ketiga, mau tidak mau harus diselesaikan sampai tuntas, juga harus membuat pernyataan kalau bangunan tersebut kukuh,” ujarnya.
Menurutnya, renovasi satu ruang kelas tersebut berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 99.388.800.
“Bangunan tersebut akan segera diselesaikan, dan harus sesuai dengan rencana anggaran belanja (RAB) awal,” tegasnya.
Peristiwa tersebut, lanjut Himam, sudah pernah terjadi sebelumnya, sehingga menjadi perhatian serius Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur dalam melaksanakan pembangunan.
“Kasus ini sudah dua kali. Sebelumnya di SMP Agrabinta juga sama, jadi saya minta kepada pihak ketiga agar nantinya yang memasang baja ringan harus mempunyai sertifikat khusus bagi teknisi yang akan memasang baja ringan, pengawasan akan lebih diperketat,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Cianjur (DPKC) Moch Ginanjar menyesalkan peristiwa tersebut.
Pihaknya akan segera melayangkan surat kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur agar tidak sembarangan memilih mitra pengerjaan renovasi sekolah.
“Kami akan memberikan teguran kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, karena harus hati-hati dalam pengerjaan pembangunan sekolah, dan tentunya harus dilakukan pemeriksaan terhadap rekanannya,” ungkapnya. (byu/radarcianjur)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti