Baru Diresmikan Jokowi, Pabrik Anoda Baterai Lithium Kendal Akan Jadi Produsen No 2 Terbesar di Dunia

Kamis, 08 Agustus 2024 – 18:18 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik bahan anoda baterai litium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu (7/8/2024). Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik bahan anoda baterai lithium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah, pada Rabu (7/8/2024).

Pabrik itu sendiri milik PT Indonesia BTR New Energy Material yang berkedudukan di Jawa Timur.

BACA JUGA: Mobil Listrik Bisa Lebih Murah Karena Harga Komponen Utama Pembuat Baterai Lithium akan Turun

Kontraktor pelaksana pembangunan Pabrik Batre Lithium ini adalah CCFED (China Construction Fourth Engineering Division) salah satu divisi dari China State Construction Engineering and Corporation, Co.LTd(CSCEC).

Pimpinan CCFED Indonesia Bai Jinsong mengatakan bahwa China State Construction sudah sangat berpengalaman untuk membangun pabrik, bangunan tingkat tinggi, bandara, jalan tol, proyek energi dan chemical.

BACA JUGA: Fokus pada Program Hilirisasi, Pemerintah Terus Garap Industri Baterai Lithium

"Sampai saat ini sudah ribuan proyek infrastruktur yang sudah dilakukan China State Construction di lebih dari 100 negara," kata Jinsong.

Dengan adanya pabrik ini akan menjadikan RI produsen anoda terbesar di dunia.

BACA JUGA: Toyota dan Panasonic Kolaborasi Produksi Baterai Lithium-ion

Dalam sambutan pembukaan pabrik itu, Jokowi sangat terkesan dengan pembangunan pabrik anoda baterai lithium.

"Saya sangat menghargai kecepatan pembangunan pabrik ini, baru 10 bulan yang lalu kita tanda tangan di Beijing tahu-tahu pabriknya sudah jadi. Ini namanya kecepatan," kata Jokowi.

Menurut Jokowi negara cepat akan mengalahkan negara yang lambat, dan Indonesia sudah menjadi negara cepat.

Selain itu Jokowi mengatakan bahan baku pembuatan anoda baterai seperti natural graphite diimpor dari Afrika, sedangkan untuk artificial graphite diambil dari kilang Pertamina di Riau dan lithium dari Australia.

"Kita memang gak punya lithiumnya, tetapi nikelnya ada di Indonesia, kalau terintegrasi semuanya dan jadi arang setengah jadi kita akan menjadi pemasok, masuk ke global supply chain," sebutnya.

"Kapasitas 80 ribu ton mampu cukup untuk memproduksi 1,5 juta mobil listrik, mereka akan buat fase II yang ditargetkan selesai Maret 2025, sehingga total produksi 160 ribu ton," kata Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan yang ikut hadir bersama Jokowi dalam peresmian pabrik itu.

"Dengan kapasitas ini Indonesia akan menjadi (produsen) nomor 2 terbesar di dunia, pabrik di Jepang kapasitas 10 ribu ton, Korea Selatan 40 ribu ton, terbesar di Tiongkok 100 ribu ton, jadi kita akan melewati Tiongkok dalam waktu ke depan," sambung Luhut.

Seperti diketahui, Nilai investasi tahap I untuk proyek ini mencapai US$ 478 juta atau setara Rp 7,72 triliun (asumsi kurs Rp 16.151/dolar AS), dengan kapasitas produksi bahan anoda baterai mencapai 80.000 ton per tahun.

BTR telah merampungkan pabrik tahap pertama di KEK Kendal dalam waktu 10 bulan dan saat ini menjadi pabrik anoda terbesar di dunia. Kelak, pada tahap II BTR akan berinvestasi senilai 299 juta dolar AS.

Setelah tahap I dan II selesai, Indonesia diperkirakan juga akan menjadi produsen bahan anoda baterai litium-ion terbesar kedua di dunia dengan total produksi 160.000 ton.(ray/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler