jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai, keputusan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru aktif turun ke lapangan mengampanyekan pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno Maret mendatang, mengindikasikan ketidakseriusan.
SBY terkesan setengah hati karena sebagai partai pengusung, Demokrat yang dipimpin presiden ke-6 RI seharusnya sejak awal aktif berkampanye bersama partai politik pengusung lain. Bukan hanya di bulan terakhir, sebelum pemungutan suara 17 April digelar.
BACA JUGA: Gerindra Klaim Prabowo dan SBY Selalu Rutin Bertemu
"Kalau lihat pola politik yang sedang dibangun SBY tampaknya memang dia tidak serius menangkan Prabowo," ujar Ramses kepada JPNN, Selasa (20/11).
Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini memperkirakan, sikap SBY didasari kalkulasi politik.
BACA JUGA: Giliran Zulkifli Hasan Bertemu Pak SBY
Di mana tidak melihat ada keuntungan yang nyata dari dukungan yang diberikan ke Prabowo-Sandi bagi Partai Demokrat di Pemilu Legislatif 2019.
Karena itu, SBY dan petinggi PD lebih memilih mencurahkan segenap hati dan pikiran yang ada untuk kemenangan PD.
BACA JUGA: Jangan Baper karena Pernyataan Pak SBY Soal Pemimpin Baru
"Sepertinya PD sudah merasakan tidak ada efek elektoral dari dukungan yang diberikan. Makanya SBY memilih di akhir masa kampanye baru turun. Jadi ini lagi-lagi PD tak serius dukung Prabowo," kata pengajar di Universitas Mercu Buana ini.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Agus Hemanto sebelumnya menyatakan SBY bakal turun langsung mengampanyekan Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno mulai Maret 2019.
SBY disebut saat ini masih sibuk mendongkrak elektabilitas partainya menghadapi pemilu legislatif.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Bergerilya Membuka Jalan untuk Mas Agus
Redaktur & Reporter : Ken Girsang