Seperti yang diungkapkan Sayed seorang kolektor dan pedagang batu mulia asal Desa Mee Kemukiman Kandang, Lhokseumawe, kepada Rakyat Aceh (Grup JPNN), Minggu (25/11), selama ini selain mengincar benda bersejarah peninggalan Malikussaleh, para kolektor itu juga mengincar batu mulai yang banyak tertimbun di kawasan tambak di desa itu.
“Mereka selama ini menilai batuan disana banyak mengandung unsur mistis dan corak nya juga sangat indah. Saya juga sudah banyak mengkoleksi batu-batu Samudera Pasai untuk saya jual dengan harga mencapai puluhan juta,” kata Sayed yang juga pelukis dan kartunis.
Menurutnya, selain kolektor, ada juga paranormal alias dukun melakukan kegiatan ghaib di kawasan tersebut, kabarnya mereka mencari harta karun peninggalan kerajaan yang diyakini masih tertanam dalam tanah. Namun sejauh ini ia dan bersama rekannya belum tahu apakah harta itu telah ditemukan atau tidak.
Ia khawatir, bila kawasan itu tidak diawasi oleh pihak terkait, banyak benda sejarah dan batu mulia yang masih tersimpan di sana.
“Sebaiknya Pemerintah Aceh Utara segera menjaga situs Malikussaleh dari aksi-aksi pejarahan dan penghilangan bukti sejarah termasuk bebatuan mulia yang selama ini terjadi,” pungkas Sayed.(sir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tertimbun Longsor Saat Mandi, 5 Warga Tasik Tewas
Redaktur : Tim Redaksi