jpnn.com, JEJU - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri menyaksikan penandatangan nota kesepakatan (MoU) yang melibatkan pihaknya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Jeju National University (JNU) di Korea Selatan, Rabu (14/9).
Megawati menyampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin memastikan Indonesia tidak gagal dalam urusan pangan.
BACA JUGA: Bu Mega Sambangi Korsel, Sejumlah Agenda akan Dihadiri, Apa Saja?
Karena itu, sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, dirinya ditugasi Jokowi, salah satunya mewujudkan kedaulatan pangan sebagai bagian dari visi BRIN.
“Salah satu misinya kalau kami berhasil kedaulatan pangan, maka kami bisa ikut bantu negara yang membutuhkan. Dan hari ini, dalam membangun BRIN, antara lain kami membuka diri untuk kerja sama dengan banyak perguruan tinggi, swasta, dan lain-lain,” ujar Megawati sebelum penandatangan MoU.
BACA JUGA: Genjot Pariwisata Sulut, Olly Dondokambey Gaet Maskapai Asing Jeju Air
Nota kesepakatan itu ditandatangani Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian BRIN Ocky Karna Radjasa bersama Sekretaris BRSDM KKP Kusdiantoro dengan Pesiden JNU Kim Eel Hwan.
MoU ini mengikat kerja sama antara Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP dengan Jeju National University dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan aplikasi hasil riset kelautan dan perikanan untuk masyarakat.
BACA JUGA: Dekat dengan Korsel dan Korut, Megawati Terus Dorong Langkah Perdamaian
Turut menyaksikan acara MoU tersebut, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto, Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey, dan Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri.
Megawati mengatakan dirinya ikut membawa Olly Dondokambey yang juga menjabat gubernur Sulawesi Utara (Sulut).
Sulut secara geografis dan potensi perikanan, sangat mungkin mengembangkan diri pada sektor pangan dimaksud.
“Saya berharap kerja sama sekarang ini bisa dilakukan lebih aktif,” imbuh Megawati.
Dubes RI untuk Korsel Gandi Sulistiyanto menjelaskan kedua negara memang tengah memperkuat kerja sama.
Dalam waktu dekat, lanjut dia, akan ada penerbangan Jeju-Manado, Jeju-Bali, Jeju-Batam. Gandi menerangkan bandara di Batam dikelola Incheon Airport.
Kemudian saat ini perdagangan Indonesia dan Korea telah diteken dan disetujui DPR RI, yakni Indonesia-Korea Comprehensive Agreement. Juga kerja sama regional di negara-negara Asia Timur, China, Japan, dan Korea.
“Dengan semua infrastruktur tadi, sangat dibutuhkan peranan riset untuk mempecepat hubungan kedua negara khususnya dalam hal perdagangan dan juga pariwisata,” kata Gandi Sulistyanto.
Sekretaris BRSDM KKP Kusdiantoro menjelaskan kerja sama ini mendorong peningkatan kapasitas SDM melalui peluang beasiswa pendidikan di Jeju National University, pertukaran tenaga ahli/peserta didik, dan pelatihan kelautan dan perikanan.
"Kedua, pengembangan budi daya berbasis keterlibatan masyarakat untuk komoditas perikanan penting menggunakan teknologi budidaya inovatif," jelas Kusdiantoro.
Dia menjelaskan BRSDM KKP memiliki 20 politeknik/Akademi Komunitas/Sekolah Usaha perikanan tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia menerapkan pendidikan teaching factory, 70 persen praktik dan 30 persen teori dengan hampir 60 persen peserta didik adalah anak pelaku utama kelautan dan perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, pengolah, penggaram, dan pemasar hasil perikanan).
"Afirmatif kebijakan ini memberikan kesempatan besar pada anak pelaku utama mengenyam pendidikan secara gratis. Artinya negara hadir memberikan perlindungan dan kesempatan besar anak pelaku utama setelah lulus nanti dapat melakukan transformasi usahanya sehingga lebih berpendapatan dan semakin sejahtera. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang negara untuk kehidupan masyarakat lebih baik ke depannya," ucap Kusdiantoro. (tan/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puan Bakal Datangi Ketum PKB, Bawa Tiga Pesan Megawati
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga