NEW YORK - Seorang pilot maskapai penerbangan komersil di Amerika Serikat bernama Brett Dieter, Jumat (18/5) kemarin ditangkap karena membawa senjata api jenis revolver di dalam tasnya. Dieter ditangkap saat hendak menerbangkan pesawat dari kota Buffalo, negara bagian New York ke kota New York City.
Penangkapan atas pilot berusia 52 tahun, asal Barbersville, Virgina itu bermula saat alat X-Ray di bandara internasional Niagara mendeteksi pistol Magnum 357 di dalam tas Dieter. Pemeriksaan dilakukan sebelum Dieter menerbangkan pesawat milik Piedmont Airlines ke bandara LaGuardia. Dieter diduga telah membawa barang terlarang tersebut selama 2 hari bertugas.
Sebagaimana dilaporkan AP Sabtu (19/5), para penyelidik yang berwenang menduga pistol tersebut dibawa Dieter sejak hari Rabu (16/5) ketika dia terbang Charlottesville, Virginia ke New York City. Saat itu aparat keamanan sama sekali tidak memeriksa isi tas Dieter yang telah melakukan 7 kali penerbangan lainnya.
Dieter menghadiri persidangan pertamanya tanpa didampingi seorang pengacara. Dia akan kembali menghadap hakim tanggal 23 Mei mendatang.
Seorang juru bicara Badan Keamanan Transportasi AS mengatakan, pilot tidak diperkenankan membawa senjata api ke atas pesawat kecuali mereka menjadi bagian dari program Federal Flight Deck Officer (FFDO). Program yang diperkenalkan pemerintah federal sejak serangan terror 11 September 2001 itu memungkinkan pilot, co-pilot atau petugas navigator membawa senjata api sebagai tindakan pengamanan atas upaya kejahatan dan pembajakan pesawat.
Namun Dieter bukan merupakan anggota program tersebut . Di beberapa bandara pilot bisa melewati jalur khusus menuju pesawat tanpa harus menjalani pos pemeriksaan.
Juru bicara US Airways William McGlashen mengatakan, dirinya tidak mengetahui berapa lama Dieter bekerja untuk Piedmont Airlines, yang merupakan anak perusahaan US Airways. Menurutnya perusahaan saat ini sedang menyelidiki kasus ini secara internal.(AP/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bus Masuk Sungai, 34 Penumpang Tewas
Redaktur : Tim Redaksi