Bayar Tunai jadi Penyebab Macet di Tol

Rabu, 20 Juni 2018 – 19:13 WIB
Macet di tol. Foto: Mesya Mohammad/JPNN

jpnn.com, MOJOKERTO - Pengendara yang keluar melalui exittol Warugunung protes karena sudah memakai e-toll tapi tetap ada sistem pembayaran tunai.

Petugas pun menjawab semua pertanyaan tersebut sambil melayani pembayaran tunai.

BACA JUGA: H+5 Lebaran, Polri Kembali Berlakukan Sistem One Way

Akibat pelayanan tunai itu, kemacetan panjang kembali terjadi di gerbang tol (GT) Warugunung, Karang Pilang.

Dari pantauan, kepadatan kendaraan di GT Warugunung terjadi karena arus balik. Kendaraan yang melintas didominasi pelat L.

BACA JUGA: Ya Ampun... Suami Tinggalkan Istri di SPBU saat Arus Balik

GT tersebut termasuk bagian dari tol Surabaya-Mojokerto yang dikelola PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (JSM).

Tol itu merupakan bagian dari tol trans-Jawa yang tersambung hingga Provinsi Jawa Barat.

BACA JUGA: Penumpang Naik 80 Persen, Maskapai Siapkan Extraflight

Semakin sore, volume kendaraan semakin meningkat. Kemacetan terjadi sepanjang 1 km dan semakin bertambah.

Kemacetan tersebut tidak lain disebabkan pelayanan pembayaran tunai. "Iya gara-gara bayar tunai ini jadi sedikit lebih lama," ujar Manajer Operasi PT JSM Erfan Affandi.

Akibat kemacetan itu, pengelola tol membuka delapan di antara sepuluh gardu sebagai pintu keluar arah Surabaya.

Dua sisanya dijadikan sebagai pintu masuk. Di antara delapan gardu tersebut, enam pintu mempunyai gardu tol otomatis (GTO) dan sisanya gardu contraflow yang seharusnya digunakan sebagai pintu masuk.

Kemacetan panjang di GT Warugunung merupakan imbas dari dibukanya tol fungsional Wilangan-Kertosono.

Saat melintas di tol fungsional itu, pengendara tidak melakukan tapping kartu e-toll. Alhasil, sistem tidak bisa membaca asal pengendara tersebut.

"Akhirnya kami tanyai satu per satu pengendara masuk dari mana, dari Wilangan ya bayar Rp 82 ribu," imbuh Erfan ketika ditemui di GT Warugunung.

Pembukaan tol fungsional baru dilakukan pada H+2 Lebaran, Minggu (17/6). Seharusnya pengendara masuk melalui GT Bandar yang dikelola Astra Infra Toll Road Jombang-Mojokerto.

Namun, karena terjadi penumpukan di Bandar, pihak kepolisian terpaksa membuka tol fungsional Wilangan-Kertosono.

"Seharusnya ke Bandar dulu, tapi ini langsung. Awalnya memang lancar, tapi lama-kelamaan makin macet," ujar Direktur Teknik dan Operasi Astra Infra Toll Road Jombang-Mojokerto Anggoro Legowo.

Untuk mengurai kemacetan di Bandar, pihaknya menggratiskan tarif tol selama setengah jam. Hal itu efektif mengurangi kemacetan sepanjang 2 kilometer yang terjadi di GT Bandar. Namun, kendaraan yang lewat Bandar kembali tersendat di GT Warugunung.

Menurut Anggoro, keputusan membuka tol fungsional Wilangan-Kertosono datang dari pihak kepolisian. Hal tersebut dilakukan untuk mengurai kemacetan di ruas tol Wilangan hingga Bandar.

"Terpaksa dilakukan untuk kelancaran arus juga. Kalau nggak, semua lewat sana dan kendaraan menumpuk," imbuh Anggoro.

Hal itu dibenarkan Wadirlantas Polda Jatim AKBP Muhammad Aldian. Menurut dia, tol fungsional Wilangan-Kertosono dibuka dua arah sejak Minggu (17/6). Tujuannya, mengurangi kemacetan di simpang Mengkreng, Kediri. Pihaknya juga sudah mengetahui kemacetan yang ditimbulkan di GT Warugunung akibat pembukaan tersebut. "Karena pembayaran manual itu yang buat ekornya panjang," ujar Aldian.

Pembayaran secara tunai tersebut dinilai tidak cukup efektif. Selain menimbulkan kemacetan panjang, banyaknya pengendara yang bertanya kepada petugas turut membuat antrean lebih lama.

"Banyak yang mengira GTO rusak atau ngeyel tadi sudah nge-tap, tapi sudah kami jelaskan secara baik," terang Erfan.

Salah satu dampak pembayaran tunai tersebut adalah pengelola tidak mengetahui pasti jumlah kendaraan yang melintas.

Sebab, tidak semua gardu terpasang mesin counter. Terutama gardu contraflow. "Untuk tahu jumlahnya (kendaraan, Red), kita hitung dari pendapatan saja," imbuhnya.

Disinggung soal kejujuran pengendara yang melintas, Erfan menyatakan pasrah. Sebab, pihaknya juga tidak bisa mengetahui dengan pasti pengendara masuk lewat mana.

Jika melewati GTO, pengendara diminta melakukan tapping terlebih dahulu. Jika tidak terdeteksi, baru pengendara membayar tunai.

"Nah, kalau di gardu contraflow tidak ada GTO-nya. Semuanya kita tanya secara langsung. Tarifnya kita sesuaikan dengan pengakuan dia masuk dari mana," ujar Erfan. (din/c7/ayi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yah...Tiket Kereta Api Habis Lagi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler