jpnn.com - DENPASAR - Pasangan Mohammad Fahry Daniel, 28 asal Semarang dan Ika Ernawati, 37 asal Sukabumi yang tinggal di Jalan Sedap Malam, Gang Nuansa No 9, Denpasar, kini benar-benar bingung. Sebab, bayi yang dilahirkan Ika Ernawati, 1 September lalu dalam kondisi usus terburai.
Bayi yang baru berusia 14 hari tersebut juga mengalami beberapa kelainan lainnya. Di antaranya, mata belum bisa terbuka, jantung bocor dua millimeter, pendarahan di otak, infeksi paru-paru dan tumbuh daging di kedua tangannya.
BACA JUGA: Sinabung Meletus, Korban Jiwa Nihil
Parahnya, untuk melakukan tindakan operasi, pihak RS Sanglah meminta biaya puluhan juta. Padahal, dirinya adalah keluarga kurang mampu.
“Biaya operasinya Rp 47 juta, ditambah yang lain sekitar Rp 15 juta, saya orang nggak mampu Mas, kerja saya hanya sopir, nggak mampu bayar segitu,” kata Daniel.
BACA JUGA: Truk Angkut Minuman Terguling di Tol
Daniel mengaku sempat meminta ke dokter agar anaknya bisa dibawa pulang, namun dilarang oleh dokter. “Mau bawa pulang anak saya, tetapi kata dokter nggak bisa. Anaknya harus dioperasi sekarang, disarankan untuk ke desa minta surat keterangan tidak mampu,” terangnya.
Kini Daniel melalui Humas RS Sanglah berencana akan melakukan penggalangan dana untuk membantu keluarga dan bayi tersebut. Sedangkan kondisi bayi saat ini masih menunggu untuk dilakukan penyambungan terhadap usus.
BACA JUGA: AWAS! Sinabung Meletus, Terbesar Dalam Seminggu Terakhir
“Kata dokter penyambungan usus belum bisa dilakukan karena umur bayi masih sepuluh hari. Nanti kalau sudah dua bulan baru dioperasi,” terangnya.
Menurut Daniel, rencananya baru dilakukan operasi jantung, mata dan yang lainnya. Sejauh ini dokter baru berupaya memulihkan pernapasan si bayi, namun kondisi bayi tersebut semakin memburuk. Ika Ernawati, ibu bayi mengaku pasrah.
“Kalau saya pasrah saja, semoga ada yang membantu. Mungkin Tuhan berikan cobaan atau teguran pada kami,” kata Ika. Pasangan ini sendiri menikah Januari 2014 lalu. Kemudian, 1 September lalu, Ika melahirkan bayi laki-laki dengan kondisi tidak normal.
Keadaan yang tidak disangka ini membuat keluarga Daniel merasa sedih. Wajar saja, kelahiran normal yang dilakukan oleh istrinya tidak adanya indikasi ada kelainan pada bayinya tersebut.
“Dulu saat mengandung, kata dokter anak saya baik-baik saja, namun setelah melahirkan di Klinik Bersalin Puri Asih, anak saya ternyata mendapatkan kelainan,” terang Daniel.
Berdasar keterangan Ika Ernawati, dirinya mengandung secara normal sembilan bulan. Setiap bulan dia juga selalu melakukan pemeriksaan ke dokter. Menjelang kelahirannya, sekitar pukul 10.00, Ika mengalami pecah ketuban, kemudian dibawanya ke dokter. Namun, kata dokter, itu keputihan dan disuruh pulang.
“Setelah di rumah, sekitar pukul 15.00, istri saya pecah ketuban lagi, kemudian saya bawa ke klinik dan dilahirkan secara normal, namun ternyata ada kelainan,” terang Daniel.
Bayi itu memiliki berat badan 3,3 kilo dan panjang 4,9. Karena pihak klinik tidak memiliki alat yang lengkap, kemudian dirujuk ke RS Sanglah. (ara/rdr/mus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ISPU Pekanbaru Kembali Berbahaya, Murid Dipulangkan
Redaktur : Tim Redaksi