BBM Batal Naik, Sembako Mencekik

Senin, 02 April 2012 – 03:05 WIB

BOGOR - Masyarakat Kota Bogor masih belum bisa bernapas lega. Kendati pemerintah urung menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 1 April, harga kebutuhan bahan pokok di pasaran malah beranjak naik.
   
Pantauan Radar Bogor (JPNN Group) di Pasar Anyar, kemarin, harga sembako mengalami kenaikan cukup signifikan. Bahkan, sejumlah komoditas naik drastis sejak sepekan menjelang diumumkannya keputusan kenaikan BBM 1 April.
   
Misalnya pada harga daging ayam. Sejak empat hari terakhir, harganya naik menjadi Rp27 ribu per kilogram (kg) dari biasanya Rp25 ribu. Hal serupa terjadi pada daging sapi, yakni Rp70.000/kg dari Rp65.000. Begitu pula minyak goreng yang naik Rp500 dari harga Rp10.500 per kg.  Sedangkan gula pasir naik menjadi Rp11.000 per kg dari harga Rp10.000, sementara kacang tanah Rp16.000 dari harga Rp15.000/kg.
   
Saripah, salah satu pedagang sembako di Pasar Anyar menuturkan, kenaikan drastis juga terjadi pada gula merah, dari yang hanya Rp10.000 menjadi Rp13.000/kg. "Apalagi ikan asin. Gabus saja naiknya sampai Rp15.000 dari Rp45.000 menjadi Rp60.000/kg, cumi dari Rp40.000 menjadi Rp45.000,"katanya kepada Radar Bogor.
   
Hal serupa dikatakan Irman, pedagang bumbu. Dia menyebutkan, sudah sepekan ini harga cabai merah terus mengalami lonjakan. Dari awalnya hanya Rp16.000 menjadi Rp24.000/kg. Cabai rawit merah justru yang paling fantastis. Dari harga normal Rp28.000 menjadi Rp48.000/kg. Bawang merah dan bawang putih juga kompak naik menjadi Rp12.000 dari Rp10.000/kg. "Jangankan bahan pokok. Kantong plastik pembungkus juga naik. Ukuran sedang isi 30 lembar naik jadi Rp2.000, awalnya Rp1.300," katanya.
   
Di Pasar Bogor pun harga sembako terjadi kenaikan, seperti minyak goreng curah yang mulanya Rp11.000/kg naik Rp500 menjadi Rp11.500. Sedangkan cabai merah teropong yang beberapa waktu lalu melonjak di angka Rp28.000/kg kini turun Rp12.000 menjadi Rp16.000/kg.
   
Kenaikan sembako juga terjadi di Pasar Ciawi. Daging sapi yang awal Rp68.000/kg naik Rp2.000 menjadi Rp70.000 sedangkan daging kambing dari yang semula Rp70.000 turun Rp2.000 menjadi Rp68.000.
   
Namun, tidak semua harga sembako naik. Ada beberapa komiditas yang turun, misalnya beras IR 64 (medium) seharga Rp9.000/kg turun Rp1.000 menjadi Rp8.000/kg. Gula pasir kualitas medium tetap bertahan di harga Rp11.000/kg. Cabai kriting merah masih dijual Rp20.000/kg dari awalnya hanya Rp18.000, sedangkan bawang putih Rp16.000/kg,
   
Menurut Kepala Pasar Baru Bogor, Rizal Utami, ketidakstabilan harga tersebut dipengaruhi distribusi. "Karena kemarin sempat ramai diberitakan mengenai kenaikan BBM karena para penyalur barang banyak yang bingung dengan harga yang turun-naik," ujarnya.
   
Namun, menurut Rizal, hal itu tidak mempengaruhi pedagang di pasar terbesar di Kota Bogor itu. "Sampai saat ini tidak menyebabkan masalah, karena para pedagang sudah bisa membaca situasi pasar. Diharapakan konsumen juga bisa mengerti dengan perubahan ini,"tambahnya.
   
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Mangahit Sinaga mengakui adanya kenaikan harga bahan pokok hingga sepuluh persen. Kendati begitu, pihaknya menolak melakukan operasi pasar murni (OPM). Pasalnya, OPM hanya bisa dilakukan bila kenaikan sudah mencapai sepuluh persen disertai kelangkaan pasokan. "Walaupun harganya naik, tapi pasokannya tidak langka. Sehingga OPM belum bisa dilakukan," ungkap Sinaga.
   
Menurut dia, kenaikan harga ini bukan karena adanya spekulan atau penimbun barang. Melainkan murni karena adanya ketidakpastian harga BBM sebelum 1 April lalu. Sehingga banyak distributor yang menunda belanja pasokan sambil menanti keputusan naik atau tidaknya harga BBM.

Dia memprediksi, kenaikan harga bahan pokok ini tidak akan berlangsung lama. Melainkan hanya beberapa minggu ke depan. "Kami akan terus melakukan pengawasan ke lapangan," pungkas Sinaga.(nad/cr2/cr1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Demo, Berikut Rute Alternatif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler