CIKARANG SELATAN-Pemerintah dan aparat keamanan tampaknya harus bekerja ekstra lagi untuk mengatasi demo-demo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Di Kabupaten Bekasi, buruh mengancam bakal kembali menutup akses tol Jakarta-Cikampek bila pemerintah tidak membatalkan rencana kenaikan BBM yang hampir pasti pada awal April nanti.
Aksi ’pemanasan’ sudah dilakukan ribuan buruh di Kabupaten Bekasi dengan berunjuk rasa di kawasan industri Jababeka, Pasar Cikarang, dan kawasan industri Hyundai pada Selasa (27/3). Mereka adalah buruh yang baru saja lepas bekerja malam atau buruh yang sedang libur. Adapun buruh yang masuk siang tetap bekerja.
Sebagai simbol penolakan dan keprihatinan atas rencana pemerintah menaikkan BBM, mereka berjalan kaki sambil mendorong sepeda motor dari Jalan Jababeka Raya sampai ke pintu keluar kawasan Jababeka I menuju Jalan Industri Raya Cikarang dengan membentuk iring-iringan sepeda motor sepanjang lebih dari 100 meter.
Buruh yang menggelar aksi unjuk rasa kemarin berasal dari sejumlah serikat pekerja yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Buruh (Sekber) Bekasi. Di antaranya, KASBI, Federasi Persatuan Buruh Perjuangan, Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh, dan Gabungan Serikat Buruh.
Para buruh di industri Kabupaten Bekasi ini juga mengancam akan menutup ruas jalan tol Jakarta-Cikampek. Ancaman itu dilontarkan jika pemerintah tetap menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April mendatang. Rencananya, aksi blokir itu akan dilakukan besok (29/3) dan Sabtu (30/3), atau sehari sebelum harga baru BBM diberlakukan.
’’Salah satu pilihan kami dalam menyerukan penolakan adalah menutup akses ekonomi termasuk jalan tol,’’ ungkap Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Nining Elisof.
Kata Nining, aksi yang dilakukan kaum buruh tersebut sebagai unjuk kekecewaan terhadap pemerintah. Aksi pada 30 Maret nanti, lanjut dia, menjadi puncak demonstrasi menolak kenaikan harga BBM di wilayah Bekasi. Seluruh akses ekonomi akan dilumpuhkan yang dampaknya secara otomatis mengganggu aktivitas masyarakat dan pemerintah daerah. ’’Aksi hari ini (kemarin) hanya permulaan saja,” bebernya.
Sementara itu, Presidium Forum Komunikasi dan Informasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FKSPSI), Teguh Maryanto mengatakan kelompoknya akan turun ke jalan pada 29 dan 30 Maret sebagai bentuk perlawanan terhadap rencana pemerintah menaikkan harga BBM. ’’Kita akan turun lebih besar seperti kemarin,” katanya.
Di Kota Bekasi, sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), kemarin dijaga aparat kepolisian. Penjagaan lebih ketat berlangsung di SPBU asing, seperi Petronas, Total, dan Shell. Sebanyak lima hingga sepuluh personel disiagakan di SPBU.
Kepolisian juga menyiagakan 150 personel di sejumlah lokasi yang menjadi ’’sasaran’’ pendemo, seperti Jalan A Yani, gedung DPRD Kota Bekasi, Pemkot Bekasi, hingga gerbang tol Bekasi Barat. Namun, hingga sore hari, kekhawatiran akan kerusuhan akibat demo tolak kenaikan BBM tidak terjadi.
Kasat Sabhara Polresta Bekasi Kota, Kompol Nyoman Muliawan saat ditemui di sela aksi demo penolakan BBM di depan kampus Unisma mengungkapkan, pihaknya tidak ingin kecolongan dalam pengamanan aksi demo di beberapa titik, sehingga tindakan preventif dilakukan seperti patroli di gedung DPRD Kota bekasi, kampus Unisma, Pemkot Bekasi dan pintu tol Bekasi Barat.
Sebelumnya, sebanyak 900 kader PDIP Kota Bekasi dan Taruna Merah Putih (TMP) Kota Bekasi, berkumpul di depan kantor DPC PDIP, Jalan Chairil Anwar. Mereka diberangkatkan dengan 12 bus menuju Istana Negara bergabung dengan massa yang menolak kenaikan BBM.
’’Kami menolak keras rencana pemerintah akan menaikkan harga BBM. maka dari itu, hari ini kami akan melakukan aksi di depan Istana Negara,” ungkap sekjen TMP, Henu Sunarko. (dul/mif)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa PDIP Jalan Mundur
Redaktur : Tim Redaksi