DEPOK - Rencana pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Mesin) pada 1 April mendatang, langsung mendapatkan respon Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kementerian yang dipimpin Mohammad Nuh itu sudah berancang-ancang menaikkan unit cost Bantuan Siswa Miskin (BSM). Upaya ini digunakan untuk meredam gejolak masyarakat terhadap kenaikan BBM.
Usai membuka perhelatan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2011 di Sawangan, Depok, Senin (27/12), Nuh mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi tentu akan mengakibatkan inflasi dan menurunnya daya beli. Terutama untuk masyarakat yang masuk kategori miskin dan hampir miskin.
Dampak tersebut, kata Nuh, jika tidak ditanggulangi bisa memperparah tingkat putus sekolah. Dia menyebutkan, sekitar 70 persen kasus drop out disebabkan karena persoalan ekonomi. Orang tua sudah tidak punya biaya lagi untuk membiayai sekolah anaknya. "Tentu kita harus memagari supaya angka drop out tidak menjadi-jadi akibat kenaikan harga BBM," ujar menteri asal Surabaya.
Salah satu upaya atau perhatian untuk siswa miskin diberikan melalui BSM. Tahun ini, Kemendikbud menganggarkan nominal BSM mencapai Rp 3,9 triliun. Nuh menegaskan, kenaikan unit cost BSM ini masih dalam tahap ancang-ancang. Siap dilakukan jika memang harga BBM bersubsidi benar-benar dinaikkan pemerintah.
Upaya Kemendikbud menaikkan unit cost BSM dimulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA dan sederajat. Untuk unit cost BSM tingkat SD naik dari Rp 380 ribu menjadi Rp 450 ribu per siswa per tahun. Untuk tingkat SD jumlah penerima BSM mencapai sekitar 3,5 juta anak.
Sementara pada jenajgn SMP dan sederajat, unit cost BSM dinaikkan dari Rp 580 ribu menjadi Rp 700 ribuan per siswa per tahun. Jumlah siswa SMP pemerintah BSM mencapai sekitar 1,7 siswa.
Terakhir untuk jenang SMA dan SMK, unit cost BSM naik dari Rp 700 ribuan menjadi Rp 1 juta. Total siswa SMA dan SMK yang menerima BSM ini sekitar 1,1 juta anak. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beasiswa Cair Sebelum BBM Naik
Redaktur : Tim Redaksi