BBM Naik, Daya Beli Turun

Rabu, 21 Maret 2012 – 15:30 WIB

PADANG--Meski penetapan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baru akan diumumkan 1 April mendatang, namun harga-harga kebutuhan pokok sudah keduluan melambung. Di Pasar Alai, Padang, harga gula naik dari Rp10.500 per Kg, menjadi Rp11.000. Begitu pula dengan harga minyak goreng naik dari Rp10.000 menjadi Rp10.500-Rp11.000 per Kg.

“Yang naik, hanya gula dan minyak goreng. Lainnya masih stabil,” kata Febri, 28, pedagang di Pasar Alai kepada Padang Ekspres (Group JPNN). Ketika ditanya apakah kenaikan tersebut disebabkan rencana kenaikan harga BBM, Febri tak bisa menjawab. “Mungkin saja. Kami pengecer ini, hanya mengikuti harga dari distributor. Jika naik, kami ikut naik, begitupula sebaliknya,” tambahnya.

Kenaikan harga BBM ini, dinilai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Padang, Rahim Mardanis, salah tempat. “Boleh saja naik, tetapi diukur dulu kemampuan ekonomi masyarakat. Mestinya jangan naik sekarang. Kenaikan BBM saat ini, dikhawatirkan bisa menyebabkan inflasi meningkat di Padang. Sebab, dampak kenaikan BBM bersentuhan langsung dengan kebutuhan pokok masyarakat. Sementara faktor inflasi di Padang mayoritas masih dipengaruhi sektor kebutuhan pokok,” terangnya ketika dihubungi Padang Ekspres, kemarin.

Daya beli masyarakat, akan menurun drastis, tambah Rahim. Terlebih saat ini, Padang masih dalam proses pemulihan ekonomi pasca bencana. “Kalau daya beli menurun, ekonomi tidak berjalan maksimal. Ini bisa berpengaruh terhadap peningkatan inflasi,” jelasnya.

Rahim menjelaskan, saat ini pemko harus bergerak cepat mengantisipasi kemungkinan buruk akibat kenaikan harga BBM. Misalnya menjaga kebutuhan harian (pokok) jangan sampai langka di pasar. “Spekulan pasti memanfaatkan peluang ini. Contohnya BBM saja sudah banyak yang menimbun, pengaruhnya juga akan sampai ke kebutuhan pokok yang lain,” ulasnya.

Pemda dalam hal ini, juga harus berani menjamin, barang kebutuhan pokok tidak langka dan harga tidak melambung tinggi. “Untuk mengatasi agar inflasi tidak meningkat, pemda harus memberikan stimulus kepada masyarakat ekonomi lemah melalui program padat karya. Yaitu program-program yang mendorong terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat miskin,” tuturnya.

Ada banyak cara untuk itu. Misalnya soal pembersihan riol, pemko bisa merekrut warga miskin sebagai pekerja. Meski pemerintah memberikan kompensasi kenaikan BBM dengan memberi bantuan langsung kepada masyarakat miskin, Rahim menilai program itu tidak akan menjawab secara penuh persoalan. Justru dia khawatir banyak pihak yang mencuri kesempatan melalui pemberian bantuan tersebut.

“Yang jelas, pemerintah harus bisa menyiapkan antisipasi agar dampak kenaikan BBM ini tidak meluas. Data-data penerima bantuan langsung harus diperbarui dan diawasi dengan benar,” ulasnya.

Sementara itu di Padangpanjang, Polresta menerjunkan 71 personel untuk pengamanan di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pengamanan ini untuk antisipasi kemungkinan terjadinya penimbunan BBM. Kemarin, Kabag Ops  Kompol S Priono didampingi Kasat Lantas AKP Fachrozi Nur ikut sidak di tiga SPBU.

Dalam pengamanan, Polres akan menempatkan lima personel, dua berpakaian seragam dan tiga berpakaian preman. Petugas SPBU juga akan mencatat nomor kendaraan yang diduga berbuat curang dengan mengisi BBM berulang kali. “Yang bisa membeli BBM dengan jeriken, harus mengantongi rekomendasi tertulis dari camat atau wali nagari,” ujarnya. Kasat Bimas AKP Azhar juga mengajak masyarakat untuk melaporkan setiap kecurangan ke Mapolsek terdekat. Hingga saat ini, belum terlihat adanya indikasi mengarah kepada penumpukan BBM.

Di Sijunjung, Bupati Yuswir Arifin mengajak masyarakat untuk tidak melakukan perbuatan anarkis menyikapi pengumuman kenaikan harga BBM ini. “Mari kita hadapi semua ini dengan akal sehat. Bagi masyarakat yang memiliki Usaha Kecil Menengah (UKM), juga tak perlu khawatir. Pelaku UKM nanti bisa menyesuaikan harga produksi,” ulasnya.

Sama halnya dengan Kota Padang, di Sijunjung sebagian pedagang sudah mulai menaikkan harga. Rosna, pedagang di Pasar Sijunjung, mengatakan, kenaikan harga sembako disebabkan naiknya harga dari distributor. “Rata-rata harga barang naik Rp 500. Ini sangat berpengaruh, saat ini pembeli sudah mulai sepi, biasanya pasar ini ramai,” ulasnya. (wr/mg8/mg18)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dividen BUMN Dipatok Rp 30,77 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler