JAKARTA - Wakil Presiden Boediono minta aparat pemerintah menyiapkan berbagai langkah guna mengantisipasi melonjaknya harga-harga barang paska kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) 1 April nanti. Diperkirakan, kenaikan harga BBM Rp 1.500 per liter bisa mendongkrak inflasi hingga 2,43 persen.
"Kita harus menyiapkan berbagai langkah untuk mengatasi shock kenaikan harga," ujar kata Wakil Presiden Boediono saat membuka rapat Tim Stabilisasi Harga Bahan Pokok di Kantor Wakil Presiden kemarin.
Jika DPR menyetujui RAPBN-P 2012 seperti usulan pemerintah, maka harga Solar dan Premium bersubsidi akan naik Rp 1.500 per liter. Mau tak mau, kenaikan ini berdampak pada harga-harga komoditas pokok yang akan mendongkrak inflasi.
Namun begitu, Menteri Koordinator bidang Perkonomian yang juga Ketua Pengarah Tim Stabilisasi Harga Bahan Pokok, Hatta Rajasa yakin akan bisa menjaga stabilitas harga. Pasalnya, sejauh ini harga bahan-bahan pokok masih cukup stabil.
"Data yang dikompilasi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sebagian bahan pokok justru sedang dalam tren menurun karena kita sedang memasuki musim panen raya yang puncaknya April mendatang," katanya.
Hatta menggambarkan, antara Februari dan Maret, harga beras umum yang paling banyak dikonsumsi masyarakat turun 1,12 persen. Demikian pula dengan harga beras termurah yang juga turun 1,23 persen.
Sementara harga daging ayam turun 6,47 persen dan daging sapi cukup stabil, naik tipis 0,48 persen. "Kami akan berupaya habis-habisan menjaga agar harga barang tidak melonjak. Karena itu bisa berpengaruh besar pada daya beli masyarakat miskin," sebutnya.
Harga komoditas pokok yang sedang mengalami kenaikan adalah minyak goreng curah. Namun begitu, kenaikan ini bukan karena terpengaruh rencana kenaikan harga Premum dan Solar, melainkan karena ada tren kenaikan harga minyak mentah dunia yang selalu berkorelasi positif dengan harga minyak goreng curah.
"Selama sebulan terakhir itu, harga minyak goreng curah naik 2,13 persen. Sebaliknya haga minyak goreng kemasan masih relatif stabil, hanya mengalami kenaikan 0,02 persen," tambahnya.
Harga komoditas lain yang juga naik dengan tajam adalah cabe rawit sebesar 39,66 persen sedangkan cabe merah naik 16,89 persen. Masalahnya, kendati bukan bahan pokok, kenaikan harga cabe selalu menarik perhatian ibu-ibu rumah tangga.
Selama sebulan ke depan, tren harga tampaknya tidak akan berubah secara mencolok,"Secara psikologis kenaikan Premium dan Solar bersubsidi tidak terlalu berpengaruh pada harga," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heryawan.
Rusman menegaskan, pasokan yang melimpah akan membuat harga komoditas pokok seperti beras dan jagung terus menurun.Akan tetapi, syaratnya, distribusi tidak boleh terganggu. Sebab keterlambatan distribusi bias menyebabkan kelangkaan barang di suatu wilayah yang ujung-ujungnya akan terjadi kenaikan harga.
"Jalur distribusi bahan pokok juga harus termasuk dalam objek vital yang harus terjamin keamanannya," lanjutnya serius.
Selain menjaga stabilitas harga, stabilitas stok beras juga harus dijaga. Per 28 Maret 2012 lalu, stok beras Pemerintah tercatat 1,14 juta ton. Kendati belum mencapai stok ideal sebesar 1,5 juta ton, stok sebesar ini masih cukup untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar.
Di sisi lain, keamanan jalur distribusi akan menjadi perhatian utama. "Seluruh aparat keamanan siap sedia untuk mengamankannya," tutur menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menyampaikan perkiraan BI mengenai dampak kenaikan harga BBM terhadap tingkat laju inflasi. BI juga mengambil pengalaman dari kenaikan harga BBM sebelumnya pada Maret 2005 dan Mei 2008 sebagai tambahan faktor analisis.
"Berdasarkan perhitungan kita kenaikan harga BBM Rp 1.500 per liter, laju inflasi akan bertambah 2,43 persen selama 2012," ungkapnya.
Dengan begitu, perkiraan inflasi tahun ini akan menjadi antara 6,75 persen hingga 6,8 persen. Sementara jika tidak ada kenaikan harga BBM, BI memperkirakan tingkat inflasi 2012 akan mencapai 4,3 persen hingga 4,4 persen.
"Yang patut kita catat, pada Maret 2010 dan Maret 2011, dua tahun berturut-turut kita mengalami deflasi. Namun untuk Maret 2012, menurut survei BI, akan terjadi inflasi sebesar 0,08 persen meskipun harga beras turun dan beberapa komoditas lain turun," jelasnya.
Sebabnya, lanjut Darwin, ada komoditas yang konsisten naik yakni cabe merah, cabe rawit, serta minyak goreng curah. Inflasi sebesar ini secara absolut sangat kecil, namun pada Maret tahun ini ekonomi Indonesia tidak lagi mengalami deflasi seperti pada dua tahun terakhir.
Situasi ini tentu tidak lepas dari harga beberapa komoditas di pasar internasional yang memang masih mengalami tren kenaikan. Misalnya, harga CPO, harga gandum, kedele, dan jagung yang sedikit naik," jelasnya. (wir/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akui Konversi BBM ke Gas Lambat
Redaktur : Tim Redaksi