JAKARTA - Pengamat politik dari Habibie Center, Bawono Kumoro menegaskan, imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengakibatkan aksi penolakan dari beberapa kalangan, khususnya mahasiswa. Kendati demikian, ia meyakini penolakkan tidak akan berimbas besar terhadap politik di Indonesia, terlebih hingga pada pelengseran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari jabatannya.
Menurutnya, tidak akan berpengaruhnya kenaikan BBM pada pelengseran presiden juga dikarenakan adanya ketentuannya di Mahkamah Konstitusi (MK) bahwa pelengseran presiden hanya bisa dilakukan apabila presiden melanggar hukum atau melakukan tindak pidana.
"Presiden tidak bisa diturunkan karena mengeluarkan kebijakkan yang tidak populer seperti menaikkan harga BBM," kata Bawono kepada wartawan, Minggu (18/3).
Ia mengatakan, implikasi rencana kenaikan BBM berupa demo dan letupan dari oposisi. Dijelaskan, secara politik memang lihat realitas karena harga minyak dunia sekarang sudah mencapai 120 Dollar US perbarel.
"Di APBN kita itu masih pada kisaran 90 Dollar perbarel. Kalau itu akan ditampung oleh APBN, maka itu akan membebani postur APBN kita," paparnya.
Dia mengatakan, kalau tidak dinaikkan uang subsidi yang dipakai untuk membakar menjadi asap itu lebih besar dari pada subsidi pembangunan. "Seperti pembangunan jembatan dan lain-lain," katanya seraya mengatakan, penolakan secara politis akan muncul dari kalangan oposisi dan mahasiswa.
Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai pemerintah perlu berhitung kembali soal rencana kenaikan BBM. Sekretaris Jendral DPP PPP M Romahurmuziy mengungkapkan, dengan menaikkan harga BBM sebesar 1500 perliter akan menurunkan rencana pertumbuhan dari APBN 2012 sebesar 6,7 persen menjadi 6,5 persen di RAPBNP 2012.
"Artinya ada penurunan volume PDB 0,2 persen atau sekitar Rp 14 triliun. Apakah sepadan, penghematan BBM menurunkan pertumbuhan. Bukankah pertumbuhan yang tinggi dan pemerataan yang dikehendaki rakyat? Agar semakin banyak kue ekonomi yang bisa dibagi?," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seniman Tuntut Kembalikan Kejujuran
Redaktur : Tim Redaksi