jpnn.com - CIREBON - Kenaikkan harga premium sebesar Rp200, membuat supir angkutan umum kebingungan untuk menentukan tarif.
Salah seorang supir angkutan umum jurusan GS, Sarim (40) mengaku tidak tahu harus berbuat apa. Tidak menaikkan tarif, pendapatan berkurang. Jika menaikkan, penumpang yang protes.
BACA JUGA: Dump Truck Celaka, 6 Bocah SD Meregang Nyawa
Hal ini, menurutnya, banyak penumpang yang belum tahu adanya kenaikan harga BBM . Pemerintah sendiri juga belum menerbitkan tarif baru untuk angkutan umum.
"Kadang anak sekolah suka kasih ongkos seenaknya. Terus juga kadang jatah preman suka lebih besar daripada ongkos penumpangnya," jelasnya, kemarin (2/3).
BACA JUGA: Suami Pilih Cerai Usai Babak Belur Dihajar Sang Istri
Sementara, diakui Sarim, harga sparepart kendaraan hingga saat ini tak kunjung turun. Meski waktu itu harga BBM sempat turun dari Rp8.500 menjadi Rp7.600, namun harga sparepart tetap tinggi. Hal itulah yang akhirnya membuat para supir kebingungan.
"Sementara ketika turun, penumpang juga ingin bayarnya turun. Padahal sparepart dan kebutuhan pokok lainnya nggak pengaruh. Tetap mahal," lanjutnya.
BACA JUGA: Anggota Satpol PP Dikeroyok Pemuda Mabuk
Setelah kenaikan bahan bakar minyak per 1 Maret 2015 ini, Sarim mengaku akan menerapkan tarif pelajar sebesar Rp2000-2500. Sedangkan untuk umum dikenakan tarif sebesar Rp 3.000 - Rp 3.500.
Terpisah, Sekretaris Organda Cirebon, Karsono juga mengaku kesulitan untuk menaikturunkan tarif. Mengingat, harga BBM yang berlaku saat ini tidak pernah menetap dalam kurun waktu yang lama.
"Untuk saat sekarang ini benar-benar sulit, karena harga BBM tidak tetap. Bahkan penetapan tarif yang dulu saja masih belum ada legal formalnya, sementara sekarang harga BBM terus berubah," tuturnya. (kmg/arl-mgg/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebun Binatang Ini Rugi Rp 1 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi