BBM RON Rendah Berdampak Buruk Terhadap Kesehatan, Pakar Lingkungan: Enggak Usah Dijual Lagi

Rabu, 09 September 2020 – 14:25 WIB
Polusi udara. Foto: Vision Times

jpnn.com, JAKARTA - Pakar kesehatan lingkungan Universitas Indonesia Profesor Budi Haryanto menuturkan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) RON rendah, seperti 88 dan 90 memiliki risiko, karena bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. 

Budi menjelaskan, BBM RON 88 dan 90 masih setara dengan BBM Euro-2. Dalam hal ini, kandungan sulfur masih berada di atas 500 ppm.

BACA JUGA: BBM RON Rendah Bikin Turun Mesin Kendaraan

Bahkan, bukan hanya mengandung SO2, tetapi juga hidrokarbon juga berdampak buruk buat kesehatan. Padahal, menurut Budi seharusnya BBM di Indonesia sudah mengacu pada standar Euro-4, yang memiliki kandungan Sulfur 50 ppm.

“Karena itulah, makanya yang kandungan Sulfur-nya tinggi seperti RON 88 dan 90, sudahlah nggak usah dijual lagi,” tegas Budi, Rabu (9/9).

BACA JUGA: Bahagia Salsha Sudah Putus dari Lutfi Agizal, Iis Dahlia: Anak Gue mah Enggak Bisa Bohong

Menurut Budi, BBM RON 88 dan 90 memang bisa berdampak terhadap kesehatan. Sebab, lebih 60 persen penyakit memang terkait pencemaran udara.

Dan sumber pencemaran udara paling dominan adalah transportasi kendaraan bermotor.

BACA JUGA: BBM Beroktan Rendah Sudah Saatnya Dilenyapkan

“Artinya, kontribusinya besar untuk terjadinya penyakit-penyakit yang menyebabkan kormobiditas ketika terjadi COVID-19,” jelas Budi.

Gangguan kesehatan/penyakit akibat pencemaran udara menyebabkan penyakit akut, yaitu infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).

Selain itu, juga menyebabkan penyakit kronis, seperti gangguan fungsi paru/saluran nafas, PPOK, gangguan/ penyakit jantung, hipertensi, diabetes, gangguan ginjal.

“Penyakit kronis akibat polusi udara itulah yang berkontribusi terhadap penurunan sistem imunitas tubuh dan menjadi kormobiditas Covid-19,” tegasnya.

World Health Organization (WHO) pun, lanjut Budi, sudah mengimbau agar setiap negara dengan tingkat polusi tinggi seperti Indonesia, harus mempertimbangkan faktor risiko polusi udara dan kaitannya terhadap pengendalian COVID-19. 

Karena itu, Budi menegaskan demi kesehatan masyarakat, memang sebaiknya beralih menuju BBM kualitas dengan baik, setidaknya BBM RON 92 atau bahkan 98. Sebab, semakin bagus kualitas BBM, maka masyarakat semakin sehat.

Artinya, penyakit-penyakit terkait pencemaran udara akan berkurang.

“Jadi, memang harus segera beralih. Apalagi, sebenarnya kita sudah sangat terlambat. Daripada membayar biaya pengobatan yang jatuhnya lebih mahal,” pungkas Budi.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler