JAKARTA--Sepanjang tahun lalu, PT Bank Central Asia Tbk membukukan kredit pemilikan rumah (KPR) Rp 41,8 triliun. Angka tersebut menyumbang 16,28 persen dari total kredit BCA yang mencapai Rp 256,8 triliun.
"Pertumbuhan KPR BCA tahun lalu mencapai 49,1 persen. Paling tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit lainnya," ungkap Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, dalam rilis kinerja full year di Hotel Kempinski, Rabu (27/3).
Jahja menerangkan, kendati KPR yang disalurkan kepada sektor properti cukup besar, akan tetapi pihaknya tetap menerapkan prinsip kehati-hatian yang ketat. Hal ini untuk menekan angka kredit macet yang kemungkinan besar bisa disumbang oleh kredit dari beberapa segmen properti.
Sementara itu, pertumbuhan kredit BCA secara total melampaui rata-rata pertumbuhan sektor perbankan yang hanya tumbuh 22,6 persen. Portofolio kredit BCA terdiversifikasi di beberapa segmen. Misalnya kredit korporasi dengan komposisi sebesar 33 persen, sedangkan kredit komersial dan UKM serta konsumer memiliki komposisi masing-masing sebesar 40,1 persen dan 26,9 persen.
Sepanjang tahun lalu, kredit konsumer emiten dengan kode perdagangan BBCA tersebut mencapai Rp 68,9 triliun, atau meningkat 37,1 persen. Angka akselerasi tersebut ditopang oleh pertumbuhan KPR dan kredit kendaraan bermotor. Portofolio KPR naik 49,1 persen mencapai Rp 41,8 triliun, dari sebelumnya sebesar RP 28 triliun. Sementara itu, KKB naik 17,8 persen dari Rp 17,6 triliun menjadi Rp 20,7 triliun pada akhir tahun 2012.
Sebagai tambahan, ekspansi kredit dan pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA) yang tinggi turut mendukung profitabilitas BCA, di tengah kebijakan suku bunga rendah. Pendapatan bunga bersih BCA tumbuh 17,6 persen menjadi Rp 21,2 Triliun. Sementara tingkat marjin bunga bersih (NIM) stabil sebesar 5,6 persen. Sepanjang 2012, BCA membukukan laba bersih sebesar Rp 11,7 triliun, naik 8,3 persen dibadningkan 2011. "Tingkat rasio kecukupan modal (CAR) kami terjaga di posisi 14,2 persen," tandasnya. (gal/kim)
"Pertumbuhan KPR BCA tahun lalu mencapai 49,1 persen. Paling tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit lainnya," ungkap Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, dalam rilis kinerja full year di Hotel Kempinski, Rabu (27/3).
Jahja menerangkan, kendati KPR yang disalurkan kepada sektor properti cukup besar, akan tetapi pihaknya tetap menerapkan prinsip kehati-hatian yang ketat. Hal ini untuk menekan angka kredit macet yang kemungkinan besar bisa disumbang oleh kredit dari beberapa segmen properti.
Sementara itu, pertumbuhan kredit BCA secara total melampaui rata-rata pertumbuhan sektor perbankan yang hanya tumbuh 22,6 persen. Portofolio kredit BCA terdiversifikasi di beberapa segmen. Misalnya kredit korporasi dengan komposisi sebesar 33 persen, sedangkan kredit komersial dan UKM serta konsumer memiliki komposisi masing-masing sebesar 40,1 persen dan 26,9 persen.
Sepanjang tahun lalu, kredit konsumer emiten dengan kode perdagangan BBCA tersebut mencapai Rp 68,9 triliun, atau meningkat 37,1 persen. Angka akselerasi tersebut ditopang oleh pertumbuhan KPR dan kredit kendaraan bermotor. Portofolio KPR naik 49,1 persen mencapai Rp 41,8 triliun, dari sebelumnya sebesar RP 28 triliun. Sementara itu, KKB naik 17,8 persen dari Rp 17,6 triliun menjadi Rp 20,7 triliun pada akhir tahun 2012.
Sebagai tambahan, ekspansi kredit dan pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA) yang tinggi turut mendukung profitabilitas BCA, di tengah kebijakan suku bunga rendah. Pendapatan bunga bersih BCA tumbuh 17,6 persen menjadi Rp 21,2 Triliun. Sementara tingkat marjin bunga bersih (NIM) stabil sebesar 5,6 persen. Sepanjang 2012, BCA membukukan laba bersih sebesar Rp 11,7 triliun, naik 8,3 persen dibadningkan 2011. "Tingkat rasio kecukupan modal (CAR) kami terjaga di posisi 14,2 persen," tandasnya. (gal/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mercedes Luncurkan Off Roader Monster
Redaktur : Tim Redaksi