jpnn.com, BALIKPAPAN - Untuk mendorong kegiatan ekspor di Indonesia, Bea Cukai secara aktif menggali potensi tersebut dengan mengedukasi para pelaku usaha berorientasi ekspor dan menyediakan asistensi untuk mereka.
Hal tersebut yang baru saja dilakukan Bea Cukai Balikpapan dan Bea Cukai Wilayah Kalimantan Bagian Timur untuk mendorong kegiatan ekspor di Kalimantan.
BACA JUGA: Bea Cukai Jateng dan DIY Siap Memfasilitasi Komoditas Ekspor Daerah
Pada Rabu (4/11), Bea Cukai Balikpapan mengundang Utary Octavianty yang merupakan co-founder Aruna Indonesia. Aruna Indonesia adalah sebuah platform di bidang kelautan dan perikanan yang menghubungkan komunitas nelayan langsung dengan pembeli.
Saat ini nelayan yang terintegrasi dengan Aruna sekitar 15 ribu yang tersebar mulai Sumatera sampai Papua.
BACA JUGA: Staf Khusus Presiden Keluarkan Surat Perintah, Syarief Hasan: Harus Dibina dan Dibimbing
Saat ini Aruna menggunakan ±33 “rumah nelayan”/miniplan dalam proses distribusi dan pengolahan awal produk. Di masing-masing rumah nelayan tersebut, aruna membuka lapangan pekerjaan dengan memberdayakan 10-20 pekerja yang berdasal dari keluarga nelayan.
“Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang memiliki potensi yang masif di bidang perikanan. Namun, laut belum menjadi sumber kehidupan yang baik, khususnya bagi warga pesisir,” ungkap Utary.
BACA JUGA: Jalasenastri Harus Memahami Etika Dalam Berorganisasi
Aruna dihadapkan dengan berbagai macam tantangan. Mulai dari meyakinkan para nelayan agar tergabung dengan Aruna, nelayan yang belum terbiasa menjual ikan secara online melalui aplikasi.
Tantangan lainnya adalah jalur pengiriman logistik secara langsung ke negara pembeli belum tersedia. Dari kota Balikpapan, penerbangan harus transit dulu ke bandara Soekarno Hatta atau Juanda.
Dalam perbincangan dengan Utary, Bea Cukai Balikpapan juga menjelaskan tentang NLE dan mendiskusikan peluang bagi aruna memanfaatkan platform NLE. National Logistic Ecosystem (NLE) adalah suatu sistem yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen baik domestik maupun internasional sejak kedatangan sarana pengangkut sampai dengan barang masuk gudang maupun sebaliknya.
Kepala Kantor Bea Cukai Balikpapan, Firman Sane Hanafiah mengungkapkan Bea Cukai Balikpapan bersama dengan instansi terkait dan Bea Cukai di wilayah se-Indonesia Tengah dan Timur mengkaji mengenai jalur ekspor produk perikanan yang paling efektif dan efisien dan kemungkinan membuka hub ekspor yang mendukung efektif dan efisien dalam mendistribusikan produk perikanan ke negara tujuan.
Selain mengadakan sesi diskusi dan edukasi, Bea Cukai juga aktif “jemput bola” untuk menggali potensi ekspor.
Pada Jumat (6/11), Kepala Kantor Bea Cukai Wilayah Kalimantan Bagian Timur, Rusman Hadi, didampingi Kabid Fasilitas Kepabeanan dan Cukai, Erwindra Rachmawan dan Kepala Kantor Bea Cukai Balikpapan, Firman Sane Hanafiah mengunjungi Miniplan (rumah nelayan) binaan PT. Aruna Jaya Nuswantara yang berlokasi di Jenebora, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi pemanfaatan KITE IKM terhadap IKM yang memiliki potensi ekspor, juga bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kemudahan dan keuntungan dari KITE IKM seperti menurunkan biaya produksi, meningkatkan kapasitas dan utilitas produksi, penyerapan tenaga kerja, meningkatkan output dan keuntungan, serta daya saing,” ungkap Rusman Hadi.
PT. Aruna Jaya Nuswantara bekerjasama dengan nelayan secara langsung sebagai perantara dari nelayan ke konsumen untuk meminimalisasi ketidakpastian permintaan hasil laut oleh konsumen sehingga meningkatkan stabilitas pendapatan dan kesejahteraan nelayan.
Dia berharap perusahaan ini dapat memanfaatkan Fasilitas Kepabeanan KITE IKM dengan maksimal sehingga dapat menghasilkan dampak ekonomi yang makin baik bagi masyarakat sekitar serta mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN).(ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi