jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai berupaya meningkatkan ekspor dengan melakukan asistensi ke berbagai perusahaan untuk menggali potensi dan memberikan edukasi terkait pada pengusaha di daerah masing-masing.
Hal ini dilakukan untuk menggalakkan ekspor dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.
BACA JUGA: Luncurkan Desain Pita Cukai 2021, Bea Cukai Gencarkan Sosialisasi ke Masyarakat
Kasubdit Komunikasi dan Publikasi Bea Cukai Hatta Wardhana menyebutkan kegiatan asistensi ekspor kali ini dilakukan oleh Bea Cukai di beberapa daerah diantaranya Makassar, Pontianak, Langsa, Tarakan, Semarang, dan Gresik.
Menurutnya untuk peningkatan mutu ekspor kelautan dan perikanan guna pencegahan kasus penolakan oleh negara buyer, Bea Cukai Makassar memberi edukasi kepada peserta Unit Pengolahan Ikan (UPI) terkait ekspor dan impor produk kelautan dan perikanan.
BACA JUGA: Bea Cukai Sosialisasikan Cukai Rokok dan Minuman Mengandung Etil Alkohol, Masyarakat Harus Tahu
"Sekaligus memperkenalkan terkait National Logistics Ecosystem-Makassar yang akan segera dijalankan dalam waktu dekat," kata Hatta, di Jakarta, Kamis (3/6).
Selain itu, kata Hatta, tim percepatan ekspor Bea Cukai Pontianak melaksanakan asistensi kepada Asosiasi Eksportir Bucephalandra yang bergabung dalam Gabungan Pengusaha Bucephalandra Indonesia (GPBI) terkait Kode HS untuk Tanaman Hias Buce (Bucephalandra sp.).
BACA JUGA: Bea Cukai Tanjung Emas Kawal Ekspor Perdana Perikanan Jateng 2021
Hatta menyebut dalam asistensi tersebut eksportir dapat melakukan ekspor lewat Pontianak dengan mengurus sendiri dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di Kantor Bea Cukai Pontianak dengan mekanisme Form 3D (Multimoda).
Memasuki akhir triwulan kedua 2021, Bea Cukai Langsa juga memberikan asistensi untuk kegiatan ekspor yang dilakukan dalam waktu bersamaan oleh dua eksportir, pada Selasa (1/6) yang ada di Kota Langsa.
Mereka adalah PT Sultana Biomas Indonesia (produsen cangkang kelapa sawit) sebanyak 9.811,499 ton dan PT Pinang Nusantara Abadi (produsen biji pinang) sebanyak 35,460 ton.
Asistensi ekspor juga dilakukan dalam forum group discussion (FGD) oleh Bea Cukai Tarakan bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DISPERINDAGKOP) Kota Tarakan menyampaikan materi berupa perbandingan eksportir 2019 (sebelum pandemi) dan 2020 (sesudah pandemi) produk batu bara, CPO, hasil laut segar, hasil laut beku, produk kayu, dan produk rokok.
"FGD realisasi ekspor juga dilakukan Bea Cukai Tanjung Emas dalam rangka peningkatan kepatuhan pengguna jasa di bidang ekspor dan akurasi data ekspor pada Pelabuhan Muat," ungkapnya.
Kegiatan serupa juga dilakukan Bea Cukai Gresik bersama BI Provinsi Jawa Timur dan KBRI Brunei yang melaksanakan webinar potensi pasar ekspor di brunei dan bisnis matching binaan Bank Indonesia, dengan pemaparan oleh UMKM mengenai masing-masing produk unggulannya.
Kegiatan ini diharapkan dapat membuka mangsa pasar baru bagi pelaku UMKM di Jawa Timur dan tim KBRI Brunei rencananya akan mensposori produk 30 UMKM binaan BI Provinsi Jawa Timur kepada 22 importir di Brunei.
“Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan ekspor ini dapat memberikan dampak yang sangat baik bagi pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia serta dapat memperkenalkan hasil produksi dari Indonesia agar semakin terkenal di mancanegara,” ujar Hatta. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia