jpnn.com, PEKANBARU - Kantor Wilayah Bea Cukai Riau mengklaim telah menindak 153 perkara sepanjang semester pertama 2020 ini dengan total nilai barang yang disita mencapai Rp 331 miliar, dengan total potensi kerugian negara sebesar Rp 49 miliar.
Kepala Kanwil Bea Cukai Riau, Ronny Rosfyandi, dalam konferensi persnya pada Kamis (6/8) menjelaskan ada empat jenis kejahatan dengan nominal penindakan cukup besar di wilayah pengawasannya. Pertama adalah narkoba, kemudian rokok ilegal, tekstil dan terakhir elektronik ilegal.
BACA JUGA: Bea Cukai Pangkalpinang Layani Ekspor Perdana Cangkang Sawit di Pulau Bangka
“Narkotika sebanyak 18 penindakan dengan nilai sebesar Rp301 miliar. Di antaranya sabu-sabu sebanyak 146,2 kilogram, 53.030 butir ekstasi dan 10,2 kilogram ganja,” ujarnya.
Selain memaparkan hasil kinerja pengawasan semester I tahun 2020, Ronny memaparkan hasil operasi Gempur Rokok Ilegal yang telah dilaksanakan oleh Bea Cukai Riau.
BACA JUGA: Bea Cukai Jateng dan DIY Setorkan Rp 20,64 Triliun ke Kas Negara
Dari kegiatan operasi pasar rokok ilegal tersebut, sebanyak 16.991.002 batang rokok ilegal berhasil diamankan dalam 58 penindakan dengan perkiraan nilai barang Rp17.239.786.840 dan potensi kerugian negara sebesar Rp8.061.086.501 yang selanjutnya dibawa Ke Kantor Bea Cukai di Provinsi Riau untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Operasi pasar kali ini bertujuan untuk menekan peredaran rokok ilegal di tengah-tengah masyarakat. Bersamaan dengan pelaksanaannya, kami juga melakukan sosialisasi kepada para pemilik toko mengenai jenis-jenis rokok ilegal, serta pentingnya cukai bagi penerimaan negara,” ungkap Ronny.
BACA JUGA: Keluarga Habib Asegaf Al-Jufri Diserang Kelompok Intoleran, Petrus: Tangkap!
Selanjutnya, untuk barang elektronik berupa ponsel, laptop dan aksesoris dilakukan empat kali penindakan dengan total nilai Rp1,34 miliar.
“Potensi kerugian negara sebesar Rp459 juta," tuturnya.
“Untuk komoditi lainnya sebanyak 27 penindakan nilai barang diperkirakan Rp1,31 miliar dengan potensi kerugian negara Rp879 juta,” pungkas Ronny.(ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi